Ratings and Recommendations by Outbrain

Friday 13 May 2011

Imbas Ketidak Pastian Bailout Yunani & Portugal

Jakarta - Nilai tukar rupiah dan indeks saham kompak melemah. Ketidakpastian bailout Yunani dan Portugal turut menjadi pemicunya. Pada saat yang sama, harga komoditas melemah sehingga menjadi tekanan bagi rupiah.

Periset dan analis senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh ketidakpastian pemberian bantuan kepada Yunani dan juga bailout (dana talangan) bagi Portugal. Pada saat yang sama, ada rumor yang beredar bahwa Yunani akan mendapatkan dana ekstra sebeser 60 miliar euro walaupun dibantah oleh Athena.

Hanya saja, beberapa surat kabar Yunani menyatakan, negeri itu masih akan mengajukan bailout tambahan. "Karena itu, sepanjang perdagangan, rupiah mencapai level terlemahnya 8.565 dan terkuatnya 8.530 per dolar AS,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Kamis (12/5).
Nilai tukar rupiah di pasar spot valas antar bank Jakarta, Kamis (12/5) ditutup melemah tajam 34 poin (0,39%) jadi 8.560/8.565 per dolar AS dari posisi kemarin 8.526/8.536.

Dalam situasi itu, lanjut Firman, penguatan dolar AS terjadi meskipun para petinggi Eropa belum memberikan indikasi bahwa Komisi Eropa akan memberikan bailout tambahan untuk Yunani. "Kondisi itu, berdampak negatif bagi euro," tuturnya.
Apalagi, lanjutnya, terjadi unjuk rasa besar-besaran di Yunani yang membuat pasar semakin pesimistis. Pada saat yang sama, nasib bailout Portugal belum pasti setelah Irlandia menunda voting perihal bailout menjadi Jumat (13/5) dari yang seharusnya Rabu (11/5).

Memang, kata Firman, anggaran AS belum mencapai kesepakatan yang seharusnya memperlemah dolar AS. Tapi, Kongres AS akan kembali bersidang pekan depan sehingga belum ada kepastian lebih lanjut. "Pasar lebih fokus pada krisis di Yunani dan Portugal," imbuhnya.
Alhasil, dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama termasuk terhadap euro (mata uang gabungan negara-negara Eropa). "Terhadap euro, dolar AS menguat ke level US$1,4171 dari level sebelumnya US$1,4202 per euro," imbuh Firman.

Dari pasar modal, analis Sekuritas Ekokapital Cece Ridwanullah mengatakan, pelemahan indeks hari ini sebesar 29,432 poin (0,77%) ke level 3.808,710 lebih dipicu sentimen negatif regional seiring pelemahan bursa AS dan Eropa yang rata-rata melemah 1%. Kondisi itu merembet pada pelemahan bursa Asia.
Koreksi bursa regional, menurutnya, dipicu oleh kenaikan stok minyak AS. “Pelaku pasar rame-rame melakukan aksi jual komoditas termasuk juga saham-saham di sektor ini seperti timah, nikel dan batu bara,” tuturnya. [mdr]


www.inilah.com

0 komentar:

Post a Comment