Ratings and Recommendations by Outbrain

Thursday 12 May 2011

HEBAT ! Payudara Bisa Patahkan Beton, Bisa juga Meletus di Pesawat

Jakarta, Bukan hanya ukurannya yang berbeda, kekuatan payudara juga sangat beragam. Payudara terkuat bisa mematahkan lempengan beton seperti jurus karate, sementara yang terlemah gampang meletus hanya karena perbedaan tekanan di kabin pesawat.

Tidak ada catatan resmi untuk payudara terkuat di dunia, namun Susan Sykes asal Amerika Serikat disebut-sebut memiliki payudara dengan daya hancur menyamai pukulan Mike Tyson. Selain bisa mematahkan lempengan beton, payudaranya Susan juga bisa menghancurkan kaleng soda.

Perempuan yang kemudian dikenal dengan nama panggung Busty Heart tersebut sempat tampil di ajang America's Got Talent di stasiun TV NBC pada tahun 2008. Meski akhirnya tidak lolos audisi, ia berhasil membuat dewan juri tercengang melihat kedahsyatan buah dadanya.

Pada kesempatan pertama, ia menyusun 9 kaleng minuman bersoda di atas meja lalu menyatukannya dengan selotip. Dengan kekuatan penuh, ia langsung menghantamkan payudara kanannya yang konon masing-masing memiliki bobot 18 kg ke tumpukan kaleng tersebut.

Dalam beberapa kali hentakan, kaleng-kaleng yang disusun menjadi satu itupun gepeng hingga nyaris rata dengan meja. Dikutip dari DailyMail, aksi itu kemudian dilanjutkan dengan mematahkan beberapa lempeng beton seperti dalam jurus karate, hanya saja dilakukan dengan payudara.

Payudara dengan kekautan ekstrem seperti milik Susan memang langka, mungkin hanya satu di antara sekian ribu perempuan yang beruntung memilikinya.

Meski begitu, payudara yang benar-benar lemah hingga gampang meletus juga tidak banyak dan hanya ada beberap kasus yang pernah dilaporkan.

ilustrasi
Salah satunya milik seorang model Russia, Irene Ferrari yang meletus dalam penerbangan dari Moskow menuju Zurich pertengahan tahun 2010. Payudara yang meletus kebetulan tidak 100 persen asli, karena beberapa bulan sebelumnya telah diperbesar dengan pemasangan implan silikon.

Ketika pesawat mengalami turbulensi, terjadilah guncangan yang membuat Irene terbentur kursi di depannya. Meski dalam beturan keras itu tidak mengalami patah tulang iga, Irene merasakan nyeri luar biasa sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Setelah diperiksa, benturan itu membuat implan payudaranya pecah sehingga isinya bocor ke jaringan di sekitarnya. Dikutip dari TheRegister, Rabu (11/5/2011), rasa nyeri yang ia alami merupakan reaksi penolakan tubuh terhadap cairan silikon yang keluar dari bungkusnya.

Meski kontroversial, ada juga yang menuding bahwa perbedaan tekanan di dalam kabin pesawat merupakan penyebab kerusakan implan payudara yang dialami Irene. Namun banyak yang meragukan spekulasi ini, mengingat sifat silikon cair lebih mungkin berubah bentuk daripada pecah saat mengalami perubahan tekanan.

Seperti diberitakan detikHealth sebelumnya, payudara yang pecah juga pernah dialami Lindsey Easeman, perempuan 27 tahun asal Inggris yang juga mengunakan implan silikon. Payudara implannya dengan ukuran 36 DD tersebut tidak pecah di pesawat, melainkan rusak dengan sendirinya karena kualitasnya buruk.

Kasus yang terjadi tahun 2010 tersebut akhirnya harus diatasi dengan operasi pengangkatan implan yang pecah. Selain itu, Lindsey juga harus menanggung berbagai risiko kebocoran silikon antara lain kerusakan kelenjar susu serta distorsi atau gangguan bentuk payudara.

Untuk mengantisipasi dampak terburuk dari kebocoran silikon, ada baiknya implan payudara diperiksa secara rutin tiap beberapa bulan. Kebocoran silikon bisa dideteksi dengan menggunakan mammogram, USG, CT Scan maupun Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Selain itu, kebocoran implan payudara juga bisa diketahui dari gejala-gejala sebagai berikut:
  1. Nyeri, rasa terbakar, kesemutan, bengkak, mati rasa atau kemerahan pada payudara yang implan silikonnya pecah.
  2. Adanya benjolan atau sesuatu yang keras di sekitar implan atau ketiak.
  3. Terjadi perubahan bentuk atau ukuran dari payudara.
  4. Payudara menjadi lebih lembek atau justru mengalami pengerasan.

up/ir/health.detik

0 komentar:

Post a Comment