UNDER CONSTRUCTION - WEBSITE DALAM PERBAIKAN - TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Forex adalah Bisnis yang mengandung RESIKO SANGAT TINGGI, tidak seorangpun yang mampu mengendalikan pergerakan Forex ini "...harga bergerak secara acak tidak akan menjamin seseorang bisa profit secara terus menerus karena Forex adalah PERMAINAN PSIKOLOGI" kata Bill William yang terkenal dengan Chaos Teory-nya.

TRADING ADALAH BISNIS PALING JUJUR, Bisnis mandiri terlepas dari kekurangan dan kelebihannya

Trading Forex di Indonesia masih menjadi bisnis negatif bagi sebagian kalangan masyarakat kita, cap negatif itu masih menghantui dan memberikan sinyal untuk segera meningalkan bisnis ini. Ada Apa Dengan Trading ?

STRATEGY TRADING : INDICATORS VS NAKED TRADING

Dalam melakukan transaksi Forex apa yang sebaiknya kita pakai sebagai acuan dalam trading ? Amati Candlestick anda satu persatu, karena setiap perpindahan candlestick adalah signal buat kita.

Surat Keputusan (SK) No.75/BAPPEBTI/Per/12/2009 tentang Pialang Asing (PMA) di Indonesia.

PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) SEGERA bekerja sama dengan Pialang Berjangka Luar Negeri untuk dapat langsung bertransaksi di Bursa Komoditas kedua di Indonesia ini. Pialang Luar Negeri dapat langsung bertransaksi di Bursa Tanah Air TANPA HARUS memiliki Kantor Perwakilan di Indonesia.

TIPS TRADING : NASEHAT DARI MASTER FOREX DUNIA

“Trading itu tidak sulit. Apa yang sulit adalah disiplin dan komitmen yang diperlukan dalam aktivitas trading" - Michael Miligan. “Tidak ada alasan untuk tawar-menawar lebih delapan poin. Segera saja lakukan pembelian. Begitu juga ketika turun, jika anda berpikir harga akan turun, segera saja lakukan penjualan.” - David Ryan

Ratings and Recommendations by Outbrain

Thursday 9 December 2010

Master Forex, ForexClub, Alpari, TeleTRADE, UMIS, AdmiralMarkets : Bentuk Organisasi Federasi Rusia (SRO)

Moskow, 7 Desember 2010 Peserta di bursa forex mengumumkan penciptaan-peraturan organisasi diri di Federasi Rusia (selanjutnya - SRO). Hal ini dipublikasikan pada konferensi pers tanggal 7 Desember 2010, seperti dikatakan perwakilan dari broker forex terkemuka Rusia (FOREX CLUB, Alpari, Teletrade, MasterForex, GK Admiral-Umis).

Pada saat ini Rusia adalah salah satu dari beberapa negara maju di mana tidak ada peraturan perundangan dari bursa mata uang. Sekelompok broker forex terkemuka Rusia memprakarsai pembentukan sebuah profil organisasi swa-regulasi di bursa forex ritel di Rusia.

"Penciptaan SRO ini adalah batu loncatan yang diperlukan dalam perjalanan ke pembentukan kerangka kerja legislatif untuk kegiatan broker forex di wilayah Rusia. Yang penting sebagian besar hasil SRO bagi para trader adalah adanya transparansi dari kerja perusahaan broker. Kedua, itu akan menghilangkan risiko kegiatan yang tidak adil yang mungkin terjadi di bursa keuangan. Ketiga, penghapusan peraturan ketidakpastian akan meningkatkan kapitalisasi keuangan negara," kata Presiden MasterForex Igor Volkov.

Hari ini dimulai proses pendaftaran Nirlaba Kemitraan "Pusat regulasi instrumen keuangan dan teknologi" (NP “TSRFIN”). Selanjutnya, NP “TSRFIN” harus mendapatkan status SRO dan menjadi pengganti penuh KROUFR – organisasi industri non profit yang diciptakan pada tahun 2003.

Tugas utama SRO di bursa forex di Federasi Rusia adalah akan mengadaptasi standar internasional terbaik dengan bekerja secara profesional pada karakter sektor keuangan Rusia. Standar dasar regulasi harus difokuskan pada melindungi kepentingan semua pelaku bursa, dan, di atas semua, perlindungan risiko trader - individu.

Diharapkan bahwa SRO “TSRFIN” di bursa forex Rusia akan mulai beroperasi penuh pada pertengahan 2011. Hal ini diasumsikan bahwa di masa depan SRO akan mencakup semua perusahaan dengan akses individu, warga Rusia ke bursa forex internasional.

Informasi

1. Saat ini, undang-undang Rusia tidak mendefinisikan status hukum organisasi yang aktif di bursa forex. Posisi regulator direduksi menjadi peserta bursa Forex tidak berlaku untuk kegiatan peraturan mereka, yaitu: bursa Forex adalah bukan termasuk dalam bursa efek, bursa forex bukan termasuk dalam aktivitas pelaku bursa efek profesional, bursa forex bukanlah suatu jenis perjudian, bursa forex bukanlah jenis aktivitas perbankan.

2. Menurut VTSIOM, pada tahun 2007 keinginan untuk bekerja di bursa forex adalah lebih dari 0,3% dari populasi, menurut perkiraan ahli, pada tahun 2010 angka ini meningkat menjadi 0,5%. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Federal Dinas Bursa Keuangan Rusia pada tahun 2010, lebih dari 5% dari populasi yang berpartisipasi dalam penelitian ini, ingin meningkatkan keaksaraan mereka dalam bidang forex trading. Pada tahun 2010 jumlah orang yang bekerja di bursa forex diperkirakan 400.000 orang. Jumlah dana setiap tahun memperkenalkan warga ke rekening trading, yaitu, tanpa memperhatikan margin trading - sekitar $ 500 juta (15 milyar rubel) ..

3 Aturan dasar yang mengatur SRO “TSRFIN” akan menjadi sebagai berikut:

• Layanan Pelanggan Forex broker bagi warga yang tinggal di Rusia harus didasarkan pada badan hukum terdaftar di Rusia.

• Semua pelaku bursa harus sesuai dengan modal minimum dan lindung nilai terhadap risiko-pembayaran non trader. Modal dana harus disimpan dalam rekening yang disetujui oleh bank Rusia.

• Pelaku bursa harus memenuhi sejumlah dan etis persyaratan organisasi yang dikembangkan atas dasar pengalaman internasional (persyaratan pengungkapan, informasi yang benar tentang risiko perdagangan, penyediaan informasi yang benar dalam materi promosi mereka, melaksanakan prosedur untuk memerangi pencucian uang dan sebagainya).

Hormat kami,

Wednesday 8 December 2010

China Geser Amerika, Indonesia Masuk 5 Besar ?

Ekonomi dunia berada dalam super-cycle babak baru pertumbuhan tinggi. Asia pemenangnya?

Perekonomian dunia kini berada dalam super-cycle (siklus-super). Ini adalah masa pertumbuhan global historis yang tinggi, yang berlangsung satu generasi atau lebih. Super-cycle yang ditandai dengan munculnya pertumbuhan ekonomi yang cepat ini dinikmati oleh negara seperti Cina, India dan Indonesia sekarang.

Ada banyak faktor pendorong terjadinya hal ini, termasuk peningkatan perdagangan, tingginya tingkat investasi, urbanisasi yang cepat dan inovasi teknologi.

Dalam sejarahnya, perekonomian dunia telah dua kali menikmati super-cycle sebelumnya. Pertama, 1870-1913, mengalami pick-up signifikan pada pertumbuhan global. Rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia setiap tahun sebesar 2,7%, satu persen lebih tinggi dari sebelumnya. Siklus itu dipimpin oleh munculnya Amerika Serikat, serta munculnya peningkatan perdagangan dan penggunaan teknologi yang lebih besar dari Revolusi Industri.

Super siklus kedua, dari 1945 hingga awal 1970-an, pertumbuhan rata-rata 5% dan ditandai oleh rekonstruksi pasca-Perang dan catch-up di sebagian besar dunia. Ini juga ditandai oleh munculnya kelas menengah yang besar di Barat dan negara-negara pengekspor di Asia, dipimpin oleh Jepang.

Sekarang, kita mungkin berada dalam super-cycle yang berbeda, namun dengan aspek-aspek serupa seperti dua super-cycle sebelumnya.

Bagi orang-orang di Asia dan di seluruh dunia, muncul ide pertumbuhan mungkin terdengar tidak biasa. Tapi bagi banyak orang di Barat, pikiran dari Super-Cycle bukan hal aneh mengingat masalah inilah yang dihadapi perekonomian dunia. Faktanya,ekonomi dunia sekarang lebih dari US$62 triliun, sekitar dua kali lipat dibandingkan satu dekade lalu, bahkan telah melampaui puncak pra-resesi.

Selama dua tahun terakhir, ekonomi telah rebound didorong oleh kebijakan stimulus di Barat dan oleh pertumbuhan kuat di Timur. Memang, pasar di negara-negara berkembang, yang merupakan sepertiga dari ekonomi dunia, saat ini mencapai dua-pertiga pertumbuhannya. Tren ini tampaknya akan terus berlanjut.

Pada tahun 2030, perekonomian dunia bisa tumbuh menjadi US$308 triliun. Proyeksi ini berarti tingkat pertumbuhan riil sebesar 3,5% untuk periode mulai tahun 2000 -- saat Super-Cycle dimulai -- hingga 2030. Atau rata-rata pertumbuhan riil sebesar 3,9% dari sekarang hingga 2030. Ini akan menjadi kemajuan signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan 2,8% selama 1973 hingga 2000.

Situasi yang luar biasa tidak hanya berupa kemungkinan skala ekspansi ini, tetapi juga ramalan yang didasarkan pada proyeksi pertumbuhan yang terlalu berhati-hati. Misalnya, China diperkirakan akan tumbuh rata-rata 6,9% per tahun selama periode tahun 2030 dan India sebesar 9,3%.

Pada tahun 2030, India mungkin telah menjadi ekonomi terbesar ketiga di dunia. Selain itu, Indonesia, yang saat ini perekonomian peringkat 18 terbesar kemungkinan besar akan pindah menjadi lima terbesar dunia dalam jangka waktu dua puluh tahun saja, setelah menikmati hampir rata-rata 7% pertumbuhan selama periode tersebut.

Memang, selalu ada risiko yang dapat mempengaruhi pertumbuhan global. Super-cycle pertama berakhir dengan pecahnya Perang Dunia Pertama, yang kedua dengan guncangan minyak bumi diawal tahun tujuh puluhan. Namun, kali ini semoga dunia mempunyai posisi lebih baik untuk mengatasi risiko munculnya badan pengambil keputusan internasional dan forum kebijakan seperti G20.

Sangatlah penting menekankan bahwa super cycle bukan berarti pertumbuhan akan terus menguat selama seluruh periode. Dalam tiga atau empat tahun terakhir saya termasuk di antara yang paling pesimis tentang pertumbuhan ekonomi AS. Saya masih berhati-hati karena perekonomian AS masih akan berjuang di tahun depan dengan pertumbuhan di bawah tren. Demikian juga Eropa dan Jepang, keduanya akan menghadapi prospek jangka pendek yang masih lesu dengan pertumbuhan datar.

Karena itu, perkembangan akan lebih luar biasa jika Asia dapat mendorong lebih banyak pertumbuhan mereka sendiri. Apalagi hal tersebut sangat dibutuhkan dunia.

Tahun depan, China akan melihat tahun pertama dari rencana lima-tahunan ke-12. Hal ini seharusnya akan membantu pertumbuhan mereka. Namun demikian, bank sentral China dan lainnya di seluruh Asia akan melakukan pengetatan kebijakan untuk menahan inflasi. Pada gilirannya, hal ini harusnya memungkinkan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan, namun dengan tingkat yang mendekati atau bahkan di bawah yang terlihat pada tahun ini. Jadi, dalam Super-Cycle, jelas akan ada tantangan bagi para pembuat kebijakan.

Sebagaimana pentingnya untuk fokus pada tantangan jangka pendek, namun sangat penting tetap melihat peluang jangka panjang. Selama Super-Cycle, kami percaya bahwa China bisa menggantikan AS sebagai perekonomian terbesar dunia pada 2020, jauh lebih cepat daripada yang banyak pihak prediksikan.

Namun, dari perkiraan itu yang paling penting adalah cerita yang terjadi dibaliknya.

Tak bisa dipungkiri, ada skala perekonomian yang tengah berkembang. Seiring dengan pertumbuhannya, negara-negara berkembang akan memberikan pengaruh lebih besar pada perekonomian dunia. Begitupun dengan dampak dari pertumbuhan koridor-koridor perdagangan baru. Hampir 85% dari populasi dunia kini semakin saling terkait melalui perdagangan, sehingga memungkinkan pertambahan jumlah orang yang akan berkontribusi pada perekonomian global.

Sumber-sumber pendanaan akan menjadi penggerak pertumbuhan yang penting, mengingat tingginya kebutuhan investasi, khususnya di bidang infrastruktur. Lalu ada hal lain yang saya sebut perspiration atau keringat dari makin banyaknya jumlah orang yang bekerja dan berbelanja, dan juga kreativitas yang makin besar atas inovasi dan teknologi.

Negara-negara yang akan berhasil adalah negara yang paling banyak memiliki uang tunai, komoditas dan kreativitas. Dalam beberapa tahun terakhir saya kerap menjelaskan keadaan yang tengah terjadi sebagai New World Order, mencerminkan pergeseran keseimbangan kekuatan ekonomi dan keuangan dari Barat ke Timur.

Nah, di tengah pergeseran ini masih berlaku, Super-Cycle lebih tepat mencerminkan apa yang sedang terjadi. Barat masih sangat mungkin berhasil dengan lingkungan seperti ini, terutama jika perekonomian di sana kreatif. Namun sudah jelas bahwa Asia akan muncul menjadi pemenang.

Penulis:
Dr Lyons Gerard
Head of Global Research and Chief Economist di Standard Chartered Bank
• VIVAnews