UNDER CONSTRUCTION - WEBSITE DALAM PERBAIKAN - TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Forex adalah Bisnis yang mengandung RESIKO SANGAT TINGGI, tidak seorangpun yang mampu mengendalikan pergerakan Forex ini "...harga bergerak secara acak tidak akan menjamin seseorang bisa profit secara terus menerus karena Forex adalah PERMAINAN PSIKOLOGI" kata Bill William yang terkenal dengan Chaos Teory-nya.

TRADING ADALAH BISNIS PALING JUJUR, Bisnis mandiri terlepas dari kekurangan dan kelebihannya

Trading Forex di Indonesia masih menjadi bisnis negatif bagi sebagian kalangan masyarakat kita, cap negatif itu masih menghantui dan memberikan sinyal untuk segera meningalkan bisnis ini. Ada Apa Dengan Trading ?

STRATEGY TRADING : INDICATORS VS NAKED TRADING

Dalam melakukan transaksi Forex apa yang sebaiknya kita pakai sebagai acuan dalam trading ? Amati Candlestick anda satu persatu, karena setiap perpindahan candlestick adalah signal buat kita.

Surat Keputusan (SK) No.75/BAPPEBTI/Per/12/2009 tentang Pialang Asing (PMA) di Indonesia.

PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) SEGERA bekerja sama dengan Pialang Berjangka Luar Negeri untuk dapat langsung bertransaksi di Bursa Komoditas kedua di Indonesia ini. Pialang Luar Negeri dapat langsung bertransaksi di Bursa Tanah Air TANPA HARUS memiliki Kantor Perwakilan di Indonesia.

TIPS TRADING : NASEHAT DARI MASTER FOREX DUNIA

“Trading itu tidak sulit. Apa yang sulit adalah disiplin dan komitmen yang diperlukan dalam aktivitas trading" - Michael Miligan. “Tidak ada alasan untuk tawar-menawar lebih delapan poin. Segera saja lakukan pembelian. Begitu juga ketika turun, jika anda berpikir harga akan turun, segera saja lakukan penjualan.” - David Ryan

Ratings and Recommendations by Outbrain

Saturday 30 October 2010

Trading is Not About How Often You Win or Lose

by : Thomas Long, Course Instructor


If you knew of two traders and Trader 1 consistently won 40% of their trades while Trader 2 consistently won 80% of their trades...who would be more profitable?

In reality, you cannot tell which trader is more profitable or even if either trader was indeed profitable. If Trader 1 consistently won 200 pips on each win and limited their loss to 100 pips on each losing trade, after a series of 10 trades they would be up about 200 pips. If Trader 2 won 25 pips on each win but lost 100 pips on each loss, they would be a breakeven trader after a series of 10 trades.

But many new traders are misled by win percentage. Winning most of your trades is exciting, but not if it does not lead to consistent profits. So keep this in mind when you hear about a strategy that wins 90% of the time. That does sound appealing, but the key is profitability. One does not always lead to the other. If your goal is to be consistently profitable, win percentage is not as important how much you win when you are right compared to how much you lose when your are wrong.

DailyFX/Media Pontianak

Friday 29 October 2010

Hargai Diri dengan Kewajiban Menabung

by : Budi Cahyadi - detikFinance

Tak jarang kita mendengar penolakan, seperti: "Aduh, mahal sekali biaya di calon sekolah pilihanmu Nak. Nampaknya kami tak mampu membiayainya. Kamu tahu kan ? Ayah tidak punya uang sebanyak itu. Pilih saja sekolahan yang lebih murah".

Sudah dapat ditebak suasana hati si anak, yang kecewa tidak mendapatkan apa yang didambakannya. Tidak jarang pula sang Ayah menyesal. "Kalau saja aku menabung sejak dulu, tentu anakku tak perlu kecewa seperti ini". Nasi sudah menjadi bubur.

Masihkah ada solusi untuk tidak membuat kecewa si anak? Ada. Pinjam uang. Yang berarti utang. Saya rasa para pembaca setuju, bahwa hal ini hanyalah solusi semu alias memindahkan masalah. Selesai masalah untuk menghindari kekecewaan si kecil, pindah menjadi masalah dikejar hutang, yang tidak jarang berujung pada masalah besar dalam kehidupan rumah tangga kita. Sebuah bencana bukan?

Betapa hal 'kecil' yang disebut menabung dapat membuat perbedaan dalam hidup kita. Sayangnya kesadaran menabung dimasyarakat kita dewasa ini masih minim. Berbagai macam alasan muncul disaat sebenarnya kita punya kemampuan untuk menabung, seperti : "Masih banyak keperluan, mudah-mudahan nanti ada sisanya, baru saya tabung".

Penundaan seperti ini sering berujung pada: tidak pernah sempat menabung. Waktu terus berjalan, tanpa sadar sampailah kita pada masa untuk tinggal 'menyesal'. Apakah hal seperti ini akan Anda biarkan tejadi dalam hidup Anda?

Para pembaca yang budiman, mengutip kata bijak dari Mother Teresa: 'Yesterday is gone. Tomorrow has not yet come. We have only today. Let us begin'. Marilah mulai menabung sekarang.

Bagaimana caranya untuk memastikan bahwa aktivitas menabung kita akan memberikan hasil yang optimal? Pada saat kita menerima pendapatan rutin setiap bulan, sudah barang tentu akan mengalir menjadi pengeluaran rutin bulanan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (sebut saja Belanja), membayar kewajiban seperti tagihan kartu kredit, cicilan rumah, cicilan kendaraan dll, serta mengalokasikan dana untuk tabungan. Mana dulu yang harus dibayar? .
Mari kita tinjau beberapa pola aliran dana rutin berikut ini:

Pola 1.

Pendapatan -> Belanja -> Kewajiban -> Menabung

Pada pola yang pertama ini, belanja didahulukan, kemudian baru membayar kewajiban dan sisanya untuk menabung. Kebanyakan dari kita menggunakan pola ini dalam kehidupan sehari-hari. Kelebihan pada pola ini adalah semua kebutuhan belanja anda dan kewajiban(atau sebagian) anda terpenuhi. Namun biasanya kebutuhan belanja bervariasi, mulai dari kebutuhan primer sampai barang yang diinginkan namun tidak dibutuhkan terbeli.

Kemungkinan Anda membelanjakan semua dana yang ada sangat tinggi sehingga tidak semua kewajiban terbayar dan tidak ada sisa lagi untuk menabung. Kecuali Anda adalah orang yang sangat hemat dalam belanja.

Untuk jangka panjang, pola ini akan sangat sulit dalam mendapatkan arus kas positif, bahkan akan menjadi beban bulan berikutnya (yang sebetulnya tidak perlu terjadi), mengingat masih ada tunggakan cicilan yang tentunya akan terkena bunga majemuk (bunga berbunga).

Pola 2.

Pendapatan -> Kewajiban -> Belanja -> Menabung

Pada pola kedua ini, karena kewajiban dibayar lebih dulu, maka Anda akan terhindar dari beban biaya yang tidak perlu dalam bentuk beban bunga majemuk akibat penundaan pembayaran kewajiban tersebut di bulan berikutnya. Namun tetap saja kemungkinan Anda akan menghabiskan dana yang tersisa untuk belanja masih sangat tinggi. Sehingga tidak ada sisa untuk menabung.

Pola 3.

Pendapatan -> Menabung -> Kewajiban -> Belanja

Menurut hemat saya, pola ketiga ini adalah yang terbaik. Artinya, Anda mewajibkan diri untuk memotong pendapatan Anda untuk menabung lebih dulu. Ada baiknya Anda merubah "Mind set" tentang tabungan ini dengan konsep "Paying yourself first" sebagai prinsip utama dalam buku "The Richest Man in Babylon" karangan George S. Clason (baca deh!). Dalam buku ini memberikan inspirasi bahwa anda sebaiknya menghargai segala usaha anda selama ini dengan membayar diri sendiri paling tidak (minimal) 10 % dari pendapatan Anda dalam bentuk tabungan wajib Anda sebelum membayar kewajiban Anda dan membelanjakannya.

Hal ini akan memberikan keleluasaan bagi peningkatan aset Anda melalui dana tabungan yang terkumpul. Dana tabungan tersebut akan menjadi "Income Generating Asset" atau Aset yang memiliki kemampuan mengembangkan dirinya sendiri yang akan memberi Anda "passive Income". Tentu besarnya pendapatan pasif ini bergantung pada instrumen keuangan yang anda pilih untuk menempatkan dana tabungan Anda (bacalah artikel-artikel kami sebelumnya).

Setelah itu bayar dulu semua kewajiban Anda. Dan selanjutnya Anda bebas berbelanja tanpa kekhawatiran. (cukup ngga cukup, harus cukup!).

Dengan pola yang ketiga ini akan memberikan kepastian akan bertambahnya aset Anda, sesuai dengan tujuan-tujuan financial yang Anda rencanakan. Terlebih lagi, kalimat penolakan (karena ngga punya uang) pada paragraph pertama artikel ini tidak akan pernah terjadi.

Para pembaca yang bijak, tentu Anda setuju bahwa menabung itu wajib hukumnya. Mari kita lakukan dengan benar, dengan memprioritaskannya sebagai hal pokok dalam kehidupan kita. Dengan ditambah kedisiplinan dan persistensi dalam menabung tentu akan lebih memberikan kepastian atas pencapaian tujuan-tujuan financial Anda dimasa depan. Semoga bermanfaat.

Budi Cahyadi MM, CFP®, TGRM Perencana Keuangan


Media Pontianak

Thursday 28 October 2010

Investasi di Pasar Modal dan Emansipasi Perempuan

by : Indro Bagus,Whery Enggo Prayogi - detikFinance

Emansipasi perempuan Indonesia kini tidak hanya terbatas pada pilihan bekerja di luar rumah. Meski pilihan itu mendorong terjadinya kemandirian finansial pada perempuan, kadangkala pilihan itu tetap saja sulit dijalani.

Terlebih, jika perempuan itu sudah berkeluarga dan memiliki momongan. Mengambil pilihan bekerja di luar rumah mau tidak mau harus mengorbankan waktu di luar rumah dan meninggalkan buah hati tercinta. Tentu pilihan ini masih terasa sulit bagi kebanyakan perempuan.

Untuk itulah, diperlukan cara alternatif guna menciptakan perempuan-perempuan yang mandiri secara finansial, tanpa harus mengorbankan waktu untuk keluarga.

Investasi perempuan di pasar modal bisa menjadi salah satu pilihan menarik. Apalagi, kini dunia pasar modal tengah dalam proses transisi menuju era transaksi via internet atau yang dikenal dengan nama online trading.

Fasilitas online trading, sudah barang tentu bisa menengahi masalah klasik antara perempuan bekerja versus perempuan rumahan. Dengan manjajal online trading, perempuan berkeluarga alias ibu rumah tangga, bisa tetap memiliki waktu penuh mengurus rumah sembari mencari sumber pendanaan alternatif.

Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan, Linda Amalia Sari Gumelar, perempuan sebagai ibu rumah tangga di tuntut dapat mengelola keuangan keluarga. Untuk itu, pemahaman yang mantap soal investasi, harus memiliki tempat dalam benak perempuan moderen. Tujuannya tak lain menciptakan kemandirian finansial perempuan.

"Perempuan Indonesia sudah saatnya berinvestasi di pasar modal. Tentu juga harus mengerti alternatif-alternatif investasi selain produk perbankan," ujar Linda seusai membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD Jakarta, Senin (10/5/2010).

Ia menambahkan, bentuk pemahaman yang bisa dilakukan adalah dengan membuka kelas edukasi pasar modal yang difasilitasi BEI. Otoritas pasar modal pun menyambut baik hal ini.

"Kita akan buat kelas khusus perempuan. Ini komitmen kami untuk memperbanyak jumlah investor di pasar modal," ujar Direktur Pengambangan PT Bursa Efek Indonesia Friderica Widyasari Dewi.

Friderica juga mengamini adanya kelebihan peran perempuan, seperti yang diungkapkan Linda Gumelar. Ibu rumah tangga menurutnya adalah Menteri Keuangan di dalam keluarga. Mereka dinilai sangat cakap mengelola keuangan. Untuk itu, kecakapan ini hendaknya dituangkan dengan berinvestasi di pasar modal.

"Perempuan harus mengambil peran berinvestasi di pasar modal. Karena perempuan adalah Menteri Keuangan di dalam keluarga, maka pengelolaan di pasar modal tentu bisa dilakukan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan juga membuka perdagangan pasar modal hari ini (10/5/2010), tepat pada pukul 09.30 JATS. Sosialisasi pasar modal sendiri, merupakan upaya BEI untuk meningkatkan jumlah calon investor di Indonesia, dengan penyelenggaraan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi.

Analis BNI Securities, Asri Pohan bahkan menegaskan, investasi di pasar modal bisa menjadi jalur enterpreneurship baru bagi ibu rumah tangga. Namun, dirinya mengingatkan, keputusan untuk membeli atau menjual saham tertentu, jangan hanya didasarkan atas rumor tapi harus pada analis fundamental yang komprehensif.

"Kita bisa lihat keputusan fundamental. Bisa dari laporan keuangannya, aksi-aksi korporasinya. Jangan hanya rumor pasar," ujar Asri saat ditemui di galeri BEI.

Lanjutnya, "Ini bisa alternatif entepreneurship. Dia tidak harus meninggalkan rumah untuk melakukan transaksi di pasar modal, yaitu dengan memanfaatkan online trading," imbuhnya.

Nah, bagi perempuan atau ibu rumah tangga yang berpikir untuk mencari sumber pendanaan alternatif tanpa harus mengorbankan waktu untuk keluarga, berinvestasi di pasar modal dapat menjadi pilihan yang cukup solutif. Namun tentunya, pemahaman mengenai dunia pasar modal harus memadai. Salah-salah, yang ada malah buntung ketimbang untung.

Media Pontianak

Japanese Yen Awaits BOJ Interest Rate Decision and Details on Asset Purchase Program

by : Sumit Roy



How will the Yen react to the imminent BOJ policy decision? While all eyes are on the Nov. 3rd Fed meeting, the Japanese central bank may be set to initiate a significant quantitative easing program of its own.

Forex traders are waiting intently for the release of the Bank of Japan’s latest policy decision, which will be released sometime during Thursday, likely in the next few hours.

Recall that at the last meeting on October 5th, the central bank surprised markets by cutting its benchmark overnight rate to between 0.00% and 0.1%, down from 0.1% where the rate held since December 2008. The Yen fell sharply immediately after the move, but then proceeded to advance once again. Just two days ago we saw the Japanese currency at a new 15-year high versus the U.S. Dollar. Thus if the BOJ’s goal is to weaken the country’s currency, it has so far failed in that regard.

But the reality is that the Yen is only one consideration of the BOJ. More important is the overall health of the Japanese economy. And while the strength in the Yen has been a negative drag on the economy through its impact on the export sector, the movement we see in the Yen may only be a symptom of a bigger problem facing Japan, namely deflation. In fact, all else equal, deflation leads to an increase in the purchasing power of a currency as prices of goods and services fall, which translates into a strong currency.

If the BOJ can successfully address the deflation monster, the performance of the economy will improve and the Yen may become less of a burden naturally.

In the next few hours we will find out exactly what steps the central bank will take in its battle against deflation. At the last meeting, the BOJ made clear its intention to establish an asset purchase program. The details of this program are what traders will be closely watching for.

In many ways this program the BOJ is setting up is a form of quantitative easing. In fact this program may turn out to be quite similar to that the U.S. Federal Reserve is expected to announce on November 3rd. But while the Fed will most likely buy government bonds exclusively, the BOJ may additionally purchase corporate bonds, exchange-traded funds, and even Japan real estate investment trusts. In terms of the size of the program, the central bank indicated a $5 trillion Yen figure, or close to $60 billion USD. To put that in perspective, many market sources are speculating that the Fed will announce a quantitative easing (QE) program of a few hundred billion dollars.

The Yen’s reaction to the BOJ’s new QE program will largely be a function of size and the central bank’s associated comments. If the program is larger-than-expected or there is room to increase the program’s size in the future, that could put pressure on the Yen.

BOJInterestRateDecisionOutlook10282010_body_Picture_3.png, Japanese Yen Awaits BOJ Interest Rate Decision and Details on Asset Purchase Program

DailyFX provides forex news on the economic reports and political events that influence the currency market.

Learn currency trading with a free practice account and charts from FXCM.

DailyFX provides forex news on the economic reports and political events that influence the currency market. Learn currency trading with a free practice account and charts from FXCM.

Media Pontianak

Wednesday 27 October 2010

Lakukan Investasi, Maka Anda Kaya

by : Taufik Gumulya - detikFinance

Kita semua mengetahui bahwa aset adalah suatu yang sangat berharga dan manusia merupakan aset yang paling sangat berharga karena merupakan anugrah dari Tuhan Sang Pencipta. Jika dipilah, maka ada bermacam macam aset di muka bumi ini, namun yang dibahas disini hanya terbatas pada aset yang berhubungan dengan perencanaan keuangan utamanya aset finansial saja.

Berbicara mengenai penambahan aset, alangkah bijak jika kita melakukan evaluasi terhadap kekayaan (aset) bersih yang kita miliki. Aset atau kekayaan bersih adalah selisih dari total kekayaan atau harta yang anda miliki dikurangi oleh seluruh utang yang ada.

Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
H (Harta) - U (Utang) = KB (Kekayaan Bersih)

Lalu apa yang dimaksud dengan kekayaan alias harta itu?, adalah segala sesuatu materi yang anda miliki dan memiliki nilai jual (secara ekonomis), misalkan:

1. Saldo pada Bank (tabungan, deposito & giro);
2. Nilai pasar atas aset investasi (obligasi, reksa dana & saham);
3. Nilai pasar perhiasan emas murni (logam mulia);
4. Nilai tunai asuransi jiwa;
5. Nilai pasar property anda (perhitungannya adalah harga realisasi penjualan property sekelas dan terdekat + nilai jual objek pajak dibagi dengan 2);
6. Nilai pasar kendaraan (mobil, motor);
7. Nilai pasar peralatan rumah tangga (peralatan dapur, elektronik, dll);
8. Nilai pasar perabotan rumah (furniture), nilai barang pribadi, dll.


Kemudian apa yang dimaksud dengan utang?, adalah seluruh sisa pinjaman (pokok dan bunga) yang anda miliki (ingat pinjaman bukan penyertaan modal investasi dari pihak lain kepada anda), misalkan:

1. Utang jangka pendek (maksimal 1 tahun);
2. Jangka menengah diatas 1 tahun hingga 5 tahun;
3. Utang jangka panjang diatas 5 tahun.


Pertanyaan berikut adalah bagaimana cara meningkatkan aset tersebut?, lakukanlah investasi, berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Lakukan investasi dengan jumlah minimal 10% dari pendapatan anda;

2. Tentukan sasaran (target) investasi tersebut, misal untuk dana pendidikan anak saat masuk universitas atau untuk persiapan membeli rumah baru atau mungkin untuk berlibur dengan keluarga?, dll.;

3. Tentukan waktu yang tersedia, berdasarkan poin 2 didapat waktu yang tersedia, misal untuk dana pendidikan tersedia 10 tahun (bagi orang tua yang memiliki anak dengan usia 8 tahun), dana untuk membeli rumah direncanakan 5 tahun dari sekarang dan untuk dana berlibur dibutuhkan waktu (misalnya) 9 bulan dari sekarang;

4. Tentukan instrumen investasi anda berdasarkan waktu yang tersedia, bentuklah portfolio investasi pribadi anda, misal sebagai berikut:

a.Waktu tersedia kurang dari 1 tahun, Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) dengan kombinasi pada deposito;

b.Waktu tersedia antara 1 – 3 tahun, Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT)dikombinasi dengan Reksa Dana Campuran (RDC);

c.Waktu tersedia antara 3 – 5 tahun, Reksa Dana Campuran (RDC) dengan kombinasi Reksa Dana Saham (RDS) serta jika memungkinkan (tergantung besar aset tunai anda) dapat ditambah dengan sedikit dikombinasi pada pembelian dan penjualan saham (trading) di bursa efek;

d.Diatas 5 tahun, Reksa Dana Saham (RDS) sebagian besar, dengan kombinasi investasi pada trading saham (sebagian kecil);

e.Catatan tambahan untuk poin ‘c’ dan ‘d’ sangat dianjurkan hanya bagi mereka yang telah memiliki aset tunai bersifat likuid berupa dana darurat yang telah mencapai 6 hingga 12 kali rata-rata pengeluaran per bulannya;

5. Lakukan proteksi atas aset finansial anda dengan membeli asuransi jiwa melalui produk tradisional dengan jenis YRT (Yearly Renewable Term) yakni produk yang hanya memberikan uang pertanggungan tanpa ada unsur investasi ataupun tabungan. Mengapa jenis ini?, karena memiliki uang pertanggungan yang besar dengan premi yang minimal, sedangkan asuransi yang dikombinasikan dengan investasi (unit link) terbukti biaya di 5 tahun pertama adalah sangat mahal.

6.Lakukan monitoring terhadap butir 4 diatas, lihat perkembangan dana investasi versus target minimal yang harus tercapai.

Setelah langkah untuk meningkatkan aset melalui investasi dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah kembali melakukan evaluasi secara berkala terhadap kekayaan bersih anda, berikut adalah formulasi Rasio Ideal Kekayaan Bersih (minimal , secara matematis:

Us (Usia) X PT (Pendapatan Tahunan) / 10 > = 3,5 PT (Pedapatan Tahunan)
Jadi setelah anda melakukan investasi silahkan evaluasi (berkala tahunan), apakah:

* KB (Kekayaan Bersih) anda sudah berada > = 3,5 PT atau
* KB (Kekayaan Bersih) anda sudah berada < = 3,5 PT 

Untuk jelasnya lihat tabel contoh dibawah ini, dua orang pekerja dengan jabatan yang berbeda: 
Uraian                                                           Direktur               Karyawan 
Usia (tahun)                                                   35                        35 
Pendapatan/Bulan (Rata-rata)                        Rp 35.000.000     Rp 2.500.000 
Pendapatan/Tahun                                         Rp 420.000.000   Rp 30.000.000 
Kekayaan Bersih                                           Rp 850.000.000   Rp 125.000.000 

Penjelasan /Analisa : Total kekayaan bersih sang Direktur Rp 850 juta, kekayaan bersih sang Karyawan hanya sebesar Rp 125 juta, namun ternyata sang Karyawan lebih kaya dari sang Direktur, ini disebabkan karena: 
Rasio Kekayaan Bersih                                         Direktur                         Karyawan 
Rasio Ideal Kekayaan Bersih                                 2,02                                4,17 
Rasio Ideal Kekayaan Bersih (minimal)                 3,50                                  3,50 

Jadi ternyata sang Direktur tidak lebih kaya dari sang Karyawan karena Rasio Kekayaan Bersih Direktur hanya 2,02 (mungkin memiliki utang yang besar disertai dengan gaya hidup yang mewah), sedangkan sang Karyawan memiliki Rasio Kekayaan Bersih yang lebih baik dari standar minimum yaitu sebesar 4,17. 

Jangan menyalahkan diri anda jika rasio belum tercapai, ini adalah merupakan langkah awal untuk melakukan perencanaan keuangan, usahakan rasio minimal sebesar 3,50 dapat tercapai sejalan dengan perkembangan waktu.

Jika ingin menjadi kaya secara finansial ada pesan yang pertama yaitu "Lakukanlah Investasi maka Anda Menjadi Kaya", jangan berpikir terbalik "Lakukan Investasi Jika Telah Kaya!'. Pesan sederhana ini silahkan dicoba karena sejauh yang kami ketahui orang terkaya didunia melakukan pesan yang pertama, selamat mencoba. 


Taufik Gumulya, CFP® , Perencana Keuangan pada TGRM Financial Planning Services (qom/qom) 

Media Pontianak

Tuesday 26 October 2010

Gain 14.500% : Kisah Eddy 'Menyulap' Saham AQUA ala Warren Buffet

Luar Biasa kisah  ini adalah salah satu bukti buah dari kesabaran dan disiplin yang harus dimiliki seorang investor dalam mengelola portofolio keuangannya di bidang investasi keuangan yang patut kita tiru :))

Eddy Rustanto mungkin bukan seorang investor kakap bermodal miliaran rupiah. Namanya boleh jadi tidak dikenal publik. Namun tidak mustahil jika dirinya akan menjadi sosok impian setiap investor saham.

Jika Warren Buffet dikatakan pernah menyulap saham Coca-Cola seharga US$ 1 per saham menjadi US$ 1.000 per saham, mungkin kisah yang 'hampir' sama akan dialami Eddy.

Pada tahun 1990, tepatnya pada tanggal 1 Maret 1990, PT Aqua Golden Mississippi menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Dengan mencatatkan saham sebanyak 6.000.000 saham. Harga pelaksanaan IPO perusahaan yang menyandang kode AQUA ini sebesar Rp 7.500 per saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham.

Eddy Rustanto, merupakan salah seorang investor yang berpartisipasi dalam IPO itu. Tak banyak yang ia beli, jumlahnya tidak sampai 1 lot. Sebagai catatan, untuk masa itu, investor dimungkinkan membeli saham berjumlah di bawah 500 lembar (1 lot) atau yang dikenal dengan istilah Odd Lot (lot ganjil).

"Waktu itu saya beli cuma 100 lembar saham pada harga IPO. Tujuannya ya investasi, iseng-iseng beli, siapa tahu bisa untung di kemudian hari," ujar Eddy kepada detikFinance, Senin (20/9/2010) malam.

Itu berarti, modal yang dikeluarkan Eddy untuk berpartisipasi dalam IPO AQUA hanya sebesar Rp 750.000. Pada tahun 1994, AQUA membagikan saham bonus dengan rasio 2:1 atau setiap pemegang 2 saham akan memperoleh 1 saham baru.

Pada tahun 1995, AQUA kembali menggelar aksi pembagian saham bonus dengan rasio 10:3 atau setiap pemegang 10 saham akan memperoleh 3 saham baru. Kemudian pada tahun 1997, AQUA membagikan dividen saham dengan rasio 8:1 atau setiap pemegang 8 saham akan memperoleh 1 saham baru.

Demikianlah sejak 1997 total saham AQUA dalam modal disetor dan ditempatkan penuh sebanyak 13.162.473 saham, jumlah yang sama hingga hari ini.

Bersamaan dengan serangkaian aksi itulah, tanpa menambah modal apa pun jumlah saham Eddy kini berlipat 2,19 kali menjadi 219 lembar saham. "Jumlah saham saya saat ini segitu, 219 lembar," ujarnya.

Pada akhir 2001, AQUA menggalang rencana go private alias mengubah statusnya menjadi perusahaan tertutup. Untuk keperluan itu, AQUA menawarkan harga tender offer sebesar Rp 35.000 per saham. Sayangnya rencana itu tidak disetujui pemegang saham lantaran harga saham AQUA merambat naik hingga menyentuh level yang sama dengan harga tender.

Pada akhir Agustus 2001, harga AQUA masih di level Rp 15.000-an. Pada Desember 2001, harganya telah menyentuh level Rp 35.000 per saham.

"Waktu itu memang pemegang saham minoritas meminta harga lebih tinggi, karena harga tender sama dengan harga di pasar. Makanya waktu itu rencana go private akhirnya gagal karena tidak dapat restu pemegang saham," tutur Eddy.

Lama berselang, AQUA kembali menggelar rencana go private pada akhir 2005. Ketika itu harga AQUA di pasar reguler berkisar di level Rp 50.000 per saham, sedangkan harga tender yang ditawarkan AQUA sebesar Rp 100.000 per saham.

Pada RUPS 14 November 2005, jumlah investor independen yang hadir hanya 52,74%, jauh dibawah ketentuan Bapepam-LK minimal sebanyak 75%. RUPS ke 2 digelar pada 2 Desember 2005. Namun yang hadir hanya 39,27% saja. Dan pada RUPS ke 3, batasan kuorum tetap tidak dapat dipenuhi.

Oleh sebab itu, otomatis rencana go private ini kembali gagal. Pertanyaannya kemudian, mengapa investor-investor memutuskan tidak hadir?

Menurut Eddy, saat itu memang ada pihak-pihak yang membisikkan pemegang saham minoritas untuk menjegal go private AQUA dengan alasan harga tender yang ditawarkan terlalu murah.

"Saat itu saya termasuk yang setuju dengan rencana go private. Tetapi ada beberapa investor minoritas yang punya saham cukup banyak, mendesak manajemen menaikkan harga tender. Padahal saat itu, banyak sekali pemegang saham minoritas yang setuju dengan harga yang ditawarkan," ungkap Eddy.

Hal senada diungkapkan oleh Yuli, ibu dari Ardhian Indrayana yang diberi surat kuasa atas kepemilikan 6.163 lembar saham AQUA milik Ardhian.

"Memang sangat disayangkan kalau dari kemarin-kemarin gagal terus karena ada investor besar yang meminta harga terlalu tinggi. Padahal, kita yang hanya punya sedikit ingin menjualnya sejak lama. Masak karena yang besar-besar itu, kita yang kecil-kecil jadi rugi?" keluh Yuli.

Meski gagal pada tahun 2005, AQUA belum menyerah. Pada tahun 2010 ini, manajemen AQUA kembali mencanangkan skema go private. Harga yang ditawarkan pun naik drastis menjadi Rp 500.000 per saham.

Sebagai catatan, harga saham AQUA di pasar reguler sebesar Rp 244.800 per saham, sedangkan di pasar negosiasi (NG) dan pasar tunai (TN) sebesar Rp 350.000 persaham.

"Harga tender offer dari PT Tirta Investama sebagai pemegang saham kendali," ujar Direktur Utama AQUA, Parmaningsih Adinegoro.

Komposisi pemegang saham AQUA adalah PT Tirta Investama 12.419.090 saham(94,35%) dan publik 743.383 saham (5,65%). Dengan harga sebesar Rp 500 ribu per
saham, maka total dana yang harus dirogoh Tirta Investama sebesar Rp 371,691
miliar.

Untuk keperluan ini, AQUA akan menggelar RUPS pada 22 September 2010 dalam rangka meminta persetujuan pemegang saham minoritas. RUPS kali ini sedikit berbeda. Manajemen AQUA telah mewanti-wanti kepada pemegang saham kalau penawaran kali ini merupakan kesempatan terakhir pemegang saham untuk menjual sahamnya di harga tinggi.

"Ini sudah merupakan penawaran terbaik. Kalau perseroan tetap jadi perusahaan publik, maka harga saham akan tergantung mekanisme pasar dan pemegang saham, terutama yang memegang saham odd lot (jumlah saham di bawah 500 lembar saham) dimana banyak pemegang saham perseroan yang seperti ini, akan kehilangan kesempatan untuk menjual pada harga seperti yang ditawarkan pada tender offer. Artinya kesempatan emas akan hilang," jelas Parmaningsih.

Parmaningsih mengakui, ancaman penolakan masih mungkin terjadi pada RUPS kali ini. Namun ia bersama manajemen AQUA memastikan kalau penawaran kali ini merupakan penawaran terakhir yang akan diberikan AQUA. Jika gagal, maka tidak akan ada lagi skema go private.

"Kalau tetap ada penolakan, maka tidak akan ada lagi aksi korporasi. Ini upaya terakhir dan maksimal yang bisa ditawarkan kepada pemegang saham," tegas Parmaningsih.

Meski demikian, Parmaningsih optimistis kalau pemegang saham minoritas akan menyetujui skema go private pada kesempatan kali ini. Sebab, banyak pemegang saham minoritas yang telah menyampaikan konfirmasi atas kesiapannya mendukung rencana tersebut.

"selama ini banyak pemegang saham yang sudah menghubungi perseroan menyatakan keinginan untuk menjual sahamnya," ujar Parmaningsih.

Yuli pun menyatakannya kesiapannya mendukung rencana ini. Ia mengaku tidak melihat alasan untuk menolak rencana ini.

"Buat apa repot-repot minta harga tinggi kalau ujung-ujungnya malah nggak dapat apa-apa. Manajemen kan sudah bilang kalau ini penawaran terakhir, jadi saya pikir sebaiknya semua pemegang saham minoritas setuju saja lah, supaya sama-sama enak, semuanya untung," ujarnya.

Hal itu pun diakui oleh Eddy. Ia pun mengaku siap mendukung rencana go private AQUA dalam RUPS 22 September 2010.

"Kalau saya sih melihatnya, harga yang ditawarkan sudah sangat bagus. Kapan lagi bisa jual pada harga segini. Kalau jual di market sulit, tidak ada posisi. Lagipula ini kesempatan terakhir kan, kalau tidak jual sekarang, kapan lagi?" ujar Eddy.

Bagaimana tidak, dengan modal membeli 100 lembar saham sebesar Rp 750.000, Eddy bakal memperoleh dana sebesar Rp 109,5 juta dari penjualan 219 lembar sahamnya di harga Rp 500.000 per saham. Itu berarti, selisih keuntungan (gain) yang diperoleh Eddy dari penantian selama 20 tahun sejak IPO AQUA mencapai 14.500%!!

dro/qom/detikfinance/Media Pontianak

Predicting Breakouts With Fibonacci Analysis

by : Mark Deaton
Fibonacci analysis is crucial to the modern trader and almost all traders do use retracements and extensions as part of their strategy. Over the years they have proven to be exceptionally accurate at predicting market movements and this can help traders devise strategies to make more profit. One of the best ways to make profit whilst trading is by predicting price breakouts. With Fibonacci retracements and extensions breakouts can be accurately predicated and when a trader uses an additional indicator to provide supplementary evidence they can be certain when a breakout will occur.

Fibonacci retracements and extensions rely on a trader accurately choosing the low and high points of a trend. Once this is done the Fibonacci analysis can be applied to a candlestick chart and a number of key Fibonacci ratios will be presented on the candlestick chart as horizontal lines. The lines help project points of resistance and support and they can also be used to suggest when a breakout is likely to occur. The two key ratios are 38% and 62% and often when a security is trading it can rebound back and forth between these two ratios.

If this is happening a lot and the market looks congested between these two points then the retracements are suggesting that a price breakout is imminent. When a price breakout occurs the price of a security will often move dramatically outside of the 38% and 62% ratios and the market will change significantly. The presence of price congestion in between these two lines created by the Fibonacci retracement suggests the market price will move and this is the point at which a trader should act.

A trader could simply rely on the analysis provided by the Fibonacci retracement and if this is the case it would be wise to place a pending buy and sell either side of the current price with the appropriate stop losses. However the Fibonacci analysis is best used in conjunction with another indicator to confirm if the breakout is definitely going to happen. Using the evidence of two indicators is a much more reliable strategy because if the two suggest a breakout is likely then it will probably happen but if they contradict each other a trader should stay out of the market.

Bollinger bands are excellent at predicting breakouts and when they begin to contract, this is a signal a price breakout will occur. This behavior is known as the Bollinger squeeze and if a trader correctly identifies it whilst also noticing congestion in the Fibonacci retracement, they can be fairly certain the breakout is imminent. By combining the Fibonacci retracement analysis to the Bollinger band analysis, a trader can confidently enter or exit the market based on the evidence provided. If the correct move is made a trader could make plenty of profit or prevent themselves from losing money during a breakout. Similarly, this strategy can be applied to Fibonacci extensions because the same principles are used to determine the future market movement.

Fibonacci Trading is part and parcel to any well thought out trading strategy. For a complete resourse kit and tips on how to successfully Fibonacci Trading techniques to your trades visit our site at http://www.fibonaccigenius.com


Media Pontianak

Let's Review Different Time Frames We Use As Day Traders

by : Joseph J James

Now that I had my focus on which instruments I wanted to trade, I need to begin the process of looking at price charts. Day traders call them 'candlestick' charts because of the Japanese Candlesticks that are used to show price action.

At first it was fun, opening my charts, seeing the cool colors and playing with the demo trader, but soon I needed to begin searching for a way to use these charts to make a living. I didn't have any experience with the charts and I didn't know whether to use a 1-minute chart or a daily chart, not to mention I really didn't even know what a tick chart was in the first pace. Through trial and error and a lot of reading I stumbled my way through the process of using my charts, and in the process I learned a lot about what works best.

One of the most effective strategies I learned in my experience was using multiple time frames to get a good view of the entire market. This simple strategy required me to utilize multiple charts that covered different time frames, such as daily, minute, tick, and range (my favorite). I then used those different charts to create a 'snapshot' of the market, and I use that to make educated trading decisions. The most important place to start is with your slowest time frame, or as many day traders refer to as the 'anchor chart'. The anchor chart is the slowest chart you have to watch. I like daily, weekly, hourly, and range charts, my favorite being a 34-range as my anchor.

The anchor chart shows you the big picture, the weekly highs and lows, massive head and shoulder reversal patterns, things that you simply won't see on a fast day trader's time frame. You need to know where you are in the big picture so you buy the highs or sell the lows of a larger trading range, and your anchor chart will help you achieve that. With your anchor chart showing you the big picture, now I need to use a chart to look for patterns. This chart should be much faster, and you will be using this chart to enter and exit trades. Some of my favorite faster time frame charts are 4-Range, 13-Range, 89-tick, 144-tick, 3-minute, 5-minute, and more. Notice that many of my choices of chart time frames use Fibonacci numbers as their root.

Keep in mind that there are millions of combinations for a slow and fast time frame chart technique. I've used everything from a daily chart and 10-minute chart all the way down to a 3-minute chart and 89-tick chart. There is never a 'wrong' combination, but there can certainly be the wrong way to use a certain chart combination. Each day trader has a different definition of success, so each case is treated differently. The charts you use will define the type of trader you are, and the amount of risk you will be taking, so this is a very personal decision to be made.

One key thing to remember is that the slower the time frame you use, the fewer, but more 'potent' the support and resistance levels will be so you can expect more opportunity around them. On the flip side, if you use a fast time frame to trade with you will get many more opportunities each day, but each trade will be less effective. It can be difficult to choose the best chart time frame combination, so consider your goals and risk tolerance as a trader and you can conservatively earn profits with any combination you chose.

About the Author: Joseph James is a Professional Day Trader and an extremely hard worker. Joseph is the founder of the James Wave Trading System which has been proven to work in any liquid market. If you need more information on multiple time frames please follow the links below. Be sure to ask about our free 3-week trial. Our blog is a free service that offers live trade calls, market commentary, chart snapshots and video re-caps on a daily basis.




Media Pontianak

Monday 25 October 2010

Has the G20 done enough to declare a truce in currency wars ?

Andrew Robinson, FX Analyst, Saxo Capital Markets

Has the G20 done enough to declare a truce in currency wars?

The dollar starts the week on a soft footing in Asia, down 0.7%

The G20 “preview” meeting at the weekend did not reveal a great deal for currency markets, though some interesting new elements were worth noting. Geithner’s push for numerical targets for c/a balances versus GDP met with some stiff opposition but nevertheless some comments to these aims were included in the final communiqué, along with a stronger tone on exchange rates.

The G20 communique talked of smaller global imbalances but also contained a greater focus on the impact exchange rates had on them. Countries were urged to move towards more market-based exchange rates and “refrain” from competitive devaluation. (Hmm, today’s USDCNY fix was at 6.6729 versus Friday’s close of 6.6590). In addition those countries with “reserve currencies” should be vigilant against excessive volatility and disorderly movements so, in effect, both sides of the coin were recommended to keep things more controlled – good intentions but the question remains how it could be enforced….

To this end the IMF was tasked with policing departures from so-called indicative guidelines for sustainable balances and measuring any impact of adjustments in major economies’ policies. Again, quite how any “strayings” could be corrected would require a great deal of cooperation.

It was an orderly start to trading for the week though the negative tone for the greenback gathered momentum as the morning progressed. The diffusion of an outright currency war favoured risk and the usual risk currencies were seen in demand. The AUD was given an early lift as PPI data for the third quarter came in well above forecast (+1.3% q/q and +2.2% y/y versus 0.5% and 1.4% expected respectively). Seen as a precursor to Wednesday’s CPI numbers and talk of an Oz rate hike at the next RBA meeting came back to the agenda.

RBA Gov Stevens was speaking today and the thrust was on “cross currents in the global economy”. He said flexible exchange rates were not a fix-all for world growth and global imbalances solution (though more Yuan flexibility would help smooth those imbalances). To this end it would be necessary for emerging economies to boost demand, admitting that this was not an easy task. On the domestic front he noted that households were more cautious while mining investment was at its highest since the late 60s. He expects Australia’s terms of trade to stay elevated, with the mining boom having an expansionary shock. The 2-3% inflation target rate is appropriate and the right goal, warning that tolerating higher inflation would not help the economy.

It is a quiet data session in Europe, with only UK house loans on tap so direction will undoubtedly be determined by Europe’s take on the G20 statement. The US session is better populated for data with Chicago Fed activity, existing home sales and Dallas manufacturing activity.

Economic Data Highlights

* CA Sep. CPI out at +0.2% m/m, +1.9% y/y vs. 0.1%/0.9% expected and -0.1%/1.7% prior resp.
* CA Aug. Retail Sales out at +0.5% m/m vs. -0.1% expected and revised +0.1% prior
* JP Sep. Merchandise Trade Balance out at ¥797.0b vs. ¥710.0b expected and ¥86.0b prior
* JP Sep. Exports out at +14.4% y/y vs. 9.6% expected and revised 15.5% prior
* JP Sep. Imports out at 9.9% y/y vs. 7.4% expected and 17.9% prior
* AU Q3 PPI out at +1.3% q/q, +2.2% y/y vs. 0.5%/1.4% expected and 0.3%/1.0% prior
* SI Sep. CPI out at +3.7% y/y vs. 3.6% expected and 3.3% prior

Upcoming Economic Calendar Highlights
(All Times GMT)

* UK Asset Purchase Facility Quarterly Report (0830)
* UK BBA Loans for House Purchase (0830)
* UK BOE’s Tucker to speak (1115)
* US Fed’s Cumming to speak (1200)
* US Fed’s Bernanke to speak (1230)
* US Chicago Fed Activity Index (1230)
* US Existing Home Sales (1400)
* US Dallas Fed Manufacturing Activity (1430)

TradingFloor/Media Pontianak

Terobosan Baru : Isi Otak Anda Bisa Disimpan dalam Hard Disk

Lupa, sudah jadi 'penyakit' manusia. Apalagi jika usia menua, kemampuan otak untuk merekam memori makin lemah.

Namun, tak perlu khawatir. Ilmuwan terkemuka, Raymond Kurzweil (62) mengatakan kelak kita akan bisa mem-back up otak manusia, termasuk segala memori yang ada di dalamnya.

Tak perlu menunggu lama untuk mewujudkan hal itu. "Saya sangat yakin bahwa dalam waktu 20 tahun kita akan bisa memiliki ribuan mesin komputer nanorobot di dalam darah," kata Kurzweil di depan 500 undangan dalam acara 'Future Talk' di Wina, Austria, seperti dimuat Daily Mail, Kamis 21 Oktober 2010.

Dijelaskan dia, nanorobot itu berfungsi untuk menyembuhkan tubuh, meningkatkan performa badan, dan menyimpan cadangan isi otak.

"Sama seperti Anda punya cadangan file komputer," tambah Kurzweil.

Kata dia, ini bukan hal yang mustahil. Sebab, teknologi yang ada saat ini memungkinkan hal itu.

"Ini berarti benda itu akan mengembalikan setiap pikiran, pengalaman, dan apapun yang menjadikan kita seorang individu manusia," tambah Kurzweil.

Anda ragu akan hal ini? Bagi Kurzweil, ia sudah biasa dianggap gila oleh sebagian orang.

Diceritakan dia, pada awal1980-an, ia pernah memprediksikan World Wide Web (www) akan muncul pada pertengahan tahun 1990.

"Dulu saya dianggap sinting. Tapi lihat yang terjadi, dan prediksi saya soal kapan www muncul benar," kata dia.

Di kalangan para ilmuwan, Raymond Kurzweil memang bukan orang sembarangan. Selama kariernya di bidang sains, Kurzweil berulang kali menemukan teknologi perintis komputer, termasuk teknolongi pengenalan suara.

Sejarah hidupnya tak kalah mengagumkan. Pada usia 15 tahun, ia menciptakan program yang bisa mengkreasi ulang musik dengan gaya komposer besar. Ini membuka peluang Kurzweil remaja bertemu dan mewawancarai Presiden, Lyndon B Johnson di Gedung Putih.

Kemampuan otaknya yang encer juga mampu membuat mesin yang bisa membaca pidato tertulis untuk rekannya yang buta, penyanyi tenar, Stevie Wonder.

Untuk Stevie Wonder juga, Kurzweil membuat alat musical synthesizer yang secara revolusioner bisa berfungsi seperti instrumen nyata.

Sementara, dalam bidang akademik, Kurzweil memiliki 19 gelar doktor kehormatan (honoris causa). Kini, ia kerap menjadi penasihat bagi pemerintah, ilmuwan, militer dan pebisnis di seluruh dunia. Topiknya, tentang soal teknologi terkini.(ywn)

VivaNews/Media Pontianak

Dijual, Potongan Mayat Manusia via Online Mulai 3 November 2010

by : Elin Yunita Kristanti

Jualan lewat internet kian beragam, dari yang biasa sampai yang aneh-aneh seperti air liur gadis China atau hantu dalam botol, misalnya.

"Untuk jasad utuh ditawarkan seharga £61,733, ada juga yang bagian torso, juga kepala."

Namun yang ini tak hanya aneh, tapi membuat bulu kuduk merinding dan memancing kontroversi. Seorang ahli anatomi bernama Gunther von Hagens, yang sohor yang dijuluki 'Dokter Kematian' menjual bagian tubuh manusia. Penjualan dilakukan via online.

Dalam situsnya itu, si dokter kamatian ini mengumumkan bahwa para klien bisa membeli jasad tanpa daging yang diawetkan dengan zat plastik. Tapi Hagens berjanji tidak sembarang menjual potong tubuh itu.

Cuma orang tertentu yang boleh membeli daging jualannya yakni mereka yang bisa membuktikan potongan tubuh manusia itu akan digunakan untuk kepentingan riset, pendidikan, dan kesehatan.

Penjualan via online itu resmi dimulai pada 3 November mendatang. Harganya juga macam-macam tergantung bagian tubuh mana yang dibeli. Untuk jasad utuh ditawarkan seharga £61,733 -- demikian diberitakan koran Sueddeutsche Zeuitung.

Sementara Torso -- bagian tas tubuh manusia dijual seharga £50,154. Untuk tiap potong kepala manusia dihargai £19,495. Tak hanya manusia, Hagens juga menyediakan bagian tubuh hewan.

Hagens memiliki teknik khusus mengawetkan mayat. Caranya, memindahkan cairan tubuh dan lemak dan menggantikannya dengan plastik resin. Cara pengawetan mayat seperti banyak diminati orang selama ini dan membuatnya jadi triliuner.

Dia memulai kontroversi ketika melakukan otopsi untuk publik di stasiun televisi, Channel 4 pada 2002 silam. Saat itu ia dituduh hanya mencari popularitas dan sensasi. Dia juga kerap mendapat ancaman akan ditangkap dengan tuduhan menjalankan prosedur ilegal.

Nama Hagens kembali mengemuka tahun lalu. Ia mengadakan pameran bertajuk 'Cycle of Life' Postbahnhof, Kota Berlin, Jerman pada Kamis 7 Mei 2009.

Pameran itu memajang 200 kadaver (mayat manusia yang diawetkan) dari berbagai tahap - sebelum dilahirkan hingga saat lanjut usia. Termasuk dua jasad dalam pose sedang berhubungan seksual.

Ia juga pernah sesumbar akan mengawetkan jasad Michael Jackson dengan pose 'Moonwalk'.

Gereja Katolik Jerman mengutuk tindakan anatomis nyentrik ini. Uskup Agung Robert Zollitsch meminta para politisi bertindak menghentikan praktek yang dinilai bejat ini. Selain melanggar tabu, tindakan Hagens dinyatakan tak menghormati jiwa orang yang meninggal.

Orange, LiveScience/Media Pontianak