UNDER CONSTRUCTION - WEBSITE DALAM PERBAIKAN - TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA

Forex adalah Bisnis yang mengandung RESIKO SANGAT TINGGI, tidak seorangpun yang mampu mengendalikan pergerakan Forex ini "...harga bergerak secara acak tidak akan menjamin seseorang bisa profit secara terus menerus karena Forex adalah PERMAINAN PSIKOLOGI" kata Bill William yang terkenal dengan Chaos Teory-nya.

TRADING ADALAH BISNIS PALING JUJUR, Bisnis mandiri terlepas dari kekurangan dan kelebihannya

Trading Forex di Indonesia masih menjadi bisnis negatif bagi sebagian kalangan masyarakat kita, cap negatif itu masih menghantui dan memberikan sinyal untuk segera meningalkan bisnis ini. Ada Apa Dengan Trading ?

STRATEGY TRADING : INDICATORS VS NAKED TRADING

Dalam melakukan transaksi Forex apa yang sebaiknya kita pakai sebagai acuan dalam trading ? Amati Candlestick anda satu persatu, karena setiap perpindahan candlestick adalah signal buat kita.

Surat Keputusan (SK) No.75/BAPPEBTI/Per/12/2009 tentang Pialang Asing (PMA) di Indonesia.

PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) SEGERA bekerja sama dengan Pialang Berjangka Luar Negeri untuk dapat langsung bertransaksi di Bursa Komoditas kedua di Indonesia ini. Pialang Luar Negeri dapat langsung bertransaksi di Bursa Tanah Air TANPA HARUS memiliki Kantor Perwakilan di Indonesia.

TIPS TRADING : NASEHAT DARI MASTER FOREX DUNIA

“Trading itu tidak sulit. Apa yang sulit adalah disiplin dan komitmen yang diperlukan dalam aktivitas trading" - Michael Miligan. “Tidak ada alasan untuk tawar-menawar lebih delapan poin. Segera saja lakukan pembelian. Begitu juga ketika turun, jika anda berpikir harga akan turun, segera saja lakukan penjualan.” - David Ryan

Ratings and Recommendations by Outbrain

Saturday 9 October 2010

83 Persen Wilayah Indonesia Rawan Bencana

Sebanyak 83 persen wilayah Indonesia adalah daerah rawan bencana. Potensi bencana ini harus digunakan pemerintah sebagai acuan dalam mengeluarkan kebijakan pembangunan.

"Artinya hampir seluruh wilayah Indonesia punya potensi bencana. Ini harus jadi acuan, konsentrasi pemerintah dalam melakukan pembangunan," kata Ketua Konsorsium Pengurangan Resiko Bencana, Dadang Sudarja dalam diskusi 'Bencana Alam Mengancam' di Jakarta, Sabtu 9 Oktober 2010.

Menurut dia, berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat setidaknya terdapat 6.000 lebih bencana terjadi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Bencana itu, kata dia, tidak hanya terjadi di daerah, melainkan juga terjadi di Jakarta. "Di Jakarta saja kami catat dari bulan Januari sampai September terjadi 23 kali banjir, artinya dalam satu bulan lebih dari satu kali banjir," kata dia.

"Bayangkan, ibu kota negara yang tidak boleh banjir saja terjadi banjir. Padahal Jakarta sudah dipegang ahlinya."

Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Berry Nahdian Furqan mengatakan, untuk mengurangi bencana alam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus menertibkan kementrian sektoran di jajarannya. Pasalnya, banyak peraturan kementrian sektoral yang tidak sesuai dengan kebijakan lingkungan SBY.

"Pak SBY harus berani menertibkan menteri-menteri sektoral, karena pola pembangunan yang dikembangkan tidak sesuai dengan pembangunan yang diinginkan SBY," kata Berry.

Menjawab hal itu, Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah, Felix Wanggai mengatakan untuk menanggulangi bencana, pemerintah telah mengubah kebijakannya. Menurut dia, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) pemerintah telah memasukkan kebijakan rawan bencana. "Kebijakan ini berbeda dengan program lima tahun yang lalu, dan salah satu aspek adalah peta rawan bencana kita masukkan dalam RPJM," kata dia. (umi)
• VIVAnews

Friday 8 October 2010

Aida Saskia : Penyanyi 'Selingkuhan' Zainuddin MZ

Terlepas ini adalah sebuah gosip atau perilaku kelam dimasa lalu seseorang, apalagi yang diberitakan itu adalah publik figur dari tokoh agama tentunya membuat kita terkejut, ternyata sebaik baik menyimpan sebuah borok ada saatnya borok itu terbongkar, betul tidaknya terserah anda yang menilai  :-)) 

Sosok penyanyi dangdut Aida Saskia mendadak muncul ke publik lewat pengakuannya yang menghebohkan. Aida mengaku sebagai selingkuhan dai Zainuddin MZ. Siapa sebenarnya Aida?

Aida, lahir dan besar di Bogor, Jawa Barat. Cewek kelahiran 6 Juli 1985 itu menghabiskan masa remajanya dengan bersekolah di SMPN 1 Mega Mendung, Cisarua, Bogor. Ia kemudian melanjutkan ke SMA Yayasan Zaelani Al Mansyur, masih di kawasan Cisarua.

Anak pertama empat bersaudara itu sejak duduk di bangku sekolah dasar menekuni dunia tarik suara. Saat SMP, Aida pernah menjalani rekaman lagu bergenre pop. Namun ia kemudian pindah ke jalur dangdut.

Ketika baru masuk SMA, Aida menjalani rekaman lagu dangdut. Namun saat itu kurang sukses. Ia kemudian masuk ke perusahaan rekaman Selecta Record.

"Aku dites, ternyata karakter vokal aku masuk. Aku nyanyi Ayam Jago," jelasnya saat berbincang dengan detikhot Jumat (8/10/2010). Lagu 'Ayam Jago' lah yang kemudian membawa nama Aida dikenal di dunia musik dangdut.

Musik dangdut juga yang memperkenalkan Aida pada Zainuddin MZ. Aida bertemu dengan Zainuddin sekitar 9 tahun lalu saat ia masih berusia 16 tahun.

Seperti sudah diceritakannya, setelah beberapa lama melakukan pendekatan, pria yang dijuluki dai sejuta umat itu pun melamarnya. Zainuddin mengajak Aida menikah di Mekkah. Namun perempuan berambut panjang itu menolaknya.

Gagal meminang Aida, hubungan Zainuddin dan pelantun 'Keranda Cinta' itu pun berakhir empat tahun lalu. Setahun setelah Zainuddin meninggalkannya, Aida yang pernah mau bunuh diri itu merantau ke Jakarta.

Cewek 25 tahun itu kini tinggal di sebuah tempat di Jakarta. Ia tetap menjalani karirnya sebagai penyanyi dangdut. Selain itu Aida jug pernah main sinetron dan membintangi sejumlah iklan seperti iklan permen, motor dan pembersih wajah.

Aida mengaku cukup sering tampil di layar kaca. Ia biasanya diminta menyanyi di sejumlah acara di TPI seperti 'Gerebek Pasar' dan 'Dangdut Never Dies'.

Setelah pengakuannya yang menghebohkan itu, tidak sedikit orang yang mencerca Aida. Ada yang menudingnya mencari popularitas sampai mengejar uang. Tentu saja Aida menampik semua tudingan itu.

Aida punya alasan kenapa ia baru bicara setelah 9 tahun hubungannya dengan Zainuddin berlalu. Apa itu?

"Khawatirnya dengan kharisma yang semakin membaik lagi, dia dapat mendekati seseorang seperti Aida dulu. Aku tidak mau ada Aida, Aida berikutnya," jawabnya.

Perempuan yang pernah membintangi sinetron 'Si Yoyo' itu juga membantah dirinya mencari uang. Meski dirinya anak pertama dari empat bersaudara, dia bukanlah tulang punggung keluarga. Ayah dan ibunya masing-masing bekerja di Bogor.

"Ibu punya rumah makan, Ayah kerja di LPPNRI (Lembaga Pemantau Penyelenggara Negara Republik Indonesia)," tutur Aida.

Aida memang tidak main-main dengan pengakuannya sebagai perempuan yang pernah diajak Zainuddin menikah. Ia mengaku punya bukti-bukti atas apa yang diungkapkannya itu. Kini, Aida pun menuntut pengakuan dan permintaan maaf dai yang kini kembali muncul di televisi itu.

detikhot/Mediapontianak

Putus Cinta : Bisa Masuk Rumah Sakit Jiwa

Hati hati dan jaga perasaan anda jika sedang mengalami jatuh cinta, karena tidak selamanya cinta yang kita jalin akan langgeng sampai akhir (baca : menikah) disaat muncul masalah kemudian salah satu pasangan memutuskan hubungan tidak menutup kemungkinan akan menyakiti perasaan pasangan lainnya, seperti yang dialami beberapa pasangan di Malang jawa Timur ini berikut ini. Sebanyak 66 pasien masuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, akibat putus cinta atau faktor asmara. “Dari 66 pasien tersebut, mayoritas adalah pasien yang masih berusia muda yakni antara 20 hingga 30 tahun,” kata Kepala Humas RSJ Lawang, Hery Juwanto, Kamis (23/9/2010), di kantornya.

Pasien-pasien lain, berjumlah 594 orang, katanya, masuk RSJ karena faktor ekonomi serta pemutusan hubungan kerja atau PHK. Adapun jumlah total pasien hingga Bulan September 2010 ada 660 pasien dari 700 pasien yang menjadi kapasitas RSJ Malang.

“Dari data itu, sekitar 60 persennya adalah pasien yang masuk karena faktor ekonomi, 30 persen lainnya disebabkan faktor susah mencari kerja, dan 10 persen atau 66 orang masuk karena putus cinta,” kata Hery

Asal para pasien tersebut, mayoritas dari kawasan Malang Raya —meliputi Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang. Sisanya, para warga asal 31 kabupaten dan kota di Jawa Timur. “Dari kawasan Malang Raya sebanyak 30 persen, sisanya dari 31 kabupaten dan kota di Jatim,” katanya.

Menanggapi permasalahan putus cinta tersebut, pengamat sosial dari Malang, dr Limas Sutanto, mengatakan hal itu dikarenakan tidak adanya lima kekuatan kebaikan dalam diri kaum muda saat ini. Ia menjelaskan, lima kekuatan kebaikan tersebut meliputi kekuatan sikap, disiplin tinggi, bisa berintegrasi dengan orang lain, menciptakan bidang baru, dapat melaksanakan tugas dengan baik dan mampu berkomunikasi atau bekerjsama dengan orang.

“Jika setiap manusia mempunyai lima kekuatan kebaikan tersebut, maka mereka tidak perlu sakit hingga masuk rumah sakit jiwa,” kata, Limas yang juga dosen Universitas Negeri Malang.

Menurut dia, untuk menghindari sakit jiwa, yang paling utama diperlukan setiap orang adalah mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain. “Dengan komunikasi, maka jika ada persoalan, seseorang tersebut tidak perlu merasa terbebani sendiri dan mampu berbagi,” katanya.

surya.co.id/MediaPontianak

Thursday 7 October 2010

Private Bankers advise: "just say no to gold"

(Reuters) - Gold is all the rage as investors flee uncertain markets and worry about inflation, but some bankers to the very rich do not take a shine to the precious metal.
Gold prices have spiked 22 percent this year, with investors sending gold futures to record highs of more than $1,337 on Tuesday. The weak dollar, volatility in currency markets and deficit worries boosted demand for the metal as a safe store of value.

Private banking executives, say gold's glittering price tag is or should give their wealthy clients pause.

"We're not really recommending gold right now, just because it's at a level where there are things driving it beyond the types of things (where) that we can add a lot of value," U.S. Trust President Keith Banks said at the Reuters Global Private Banking Summit in New York.

Instead, Banks said gold prices may reflect the surge in demand for gold exchange-traded funds, listed shares that purchase physical gold, and broader worries about government spending leading to rapid price inflation.

"So what exactly is leading to gold at the levels it's at? Your guess is as good as mine," said Banks, who runs the Bank of America (BAC.N) private bank unit.

The SPDR Gold Trust ETF (GLD.P), which lets retail investors more easily bet on gold, has surged 21 percent this year to a record high of 130.71. The fund shares are up more than 50 percent since the end of 2008.

Wealthy families are more interested than ever in owning commodities such as metals and energy, assets that do not move up and down in step with stock and bond prices. They also offer a hedge against inflation, since their values rise with prevailing prices.

There are many critics who warn gold is the latest frenzy and is doomed to collapse.

"With gold being over $1,300 an ounce now, you have people who are asking whether, first, 'Is it another bubble?' and then, 'How far can I ride that bubble?,'" Credit Suisse Americas private banking chief Anthony DeChellis said.

Bessemer Trust Chief Executive John Hilton said his New York wealth management firm allocated a single-digit percentage of its real return fund into gold.

For some clients, he acknowledged, that was not enough.

"We have clients who have made very large individual purchases of gold. Sometimes they'll just say they're doing it, and they'll ask us if we can hold it for them, but we haven't made any large purchases of gold directly for our clients," said Hilton, whose firm manages about $56 billion.

U.S. private bankers, to be sure, also told the Summit they do recommend investments in a range of commodities.

"We have been a proponent of having an exposure to commodities. The bank is optimistic about the economic recovery, and commodities is a way to play global growth," said U.S. Trust's Banks.
U.S. Trust formed its Specialty Asset Management group, which buys hard assets on behalf of its wealthy clients -- anything from real estate, timberland and farmland to oil and gas properties. U.S. Trust will buy and sometimes hire people to operate these assets.

The business, which manages about $16 billion of assets, is seeing strong interest from clients, he said.

"These are assets that I think people can feel good about, that are probably not going to track the more typical areas, and it's just a unique opportunity," Banks said.

(Reporting by Joseph A. Giannone. Editing by Robert MacMillan)

China Tells EU to Stop Pressing on Currency

By Juliane von Reppert-Bismarck

(Reuters) - Chinese Premier Wen Jiabao told the European Union on Wednesday to stop piling pressure on Beijing to revalue its currency, saying a rapid shift could unleash disastrous social turmoil.

Wen told an EU-China business forum in Brussels that China would implement a reform of its currency regime announced in June, making the exchange rate more flexible, but rebuffed calls from EU leaders for a rapid and substantial appreciation.

"Do not work to pressurize us on the renminbi rate," the premier said, departing from a prepared speech to a business forum on the sidelines of a summit with EU leaders. "Yes, we are going to proceed with the reforms."

Wen said EU leaders should turn to the U.S. dollar for an explanation of the fluctuations in the exchange rate of the euro. He said China's trade surplus against the United States was due to the specific structures of the two economies, not the yuan exchange rate.

He noted that a U.S. congressman had predicted social unrest in China if there was a rapid rise in the currency, known as the renminbi or yuan.

"Many of our exporting companies would have to close down, migrant workers would have to return to their villages.

"If China saw social and economic turbulence, then it would be a disaster for the world," Wen said.

The United States and the European Union accuse China of keeping its currency artificially weak to promote exports, undermining jobs and economic growth in the West.

The monetary standoff came amid growing signs of a "currency war" in which major industrial nations such as Japan and the United States are seeking to weaken their exchange rates while emerging economies such as Brazil and South Korea are taking or threatening measures to curb capital inflows.

MARKET ECONOMY

The 27-nation EU also pressed Beijing on Wednesday to amend its trade practices to put an end to technology theft, counterfeiting, discrimination against foreign firms and Chinese export controls on rare minerals used in high-technology goods.

European Commission President Jose Manuel Barroso said the EU-China commercial relationship, worth 327 billion euros ($453 billion) in 2009, was one of the most important in the world.

"There is a feeling that economic openness in China could be greatly enhanced," he told the business forum.

German Chancellor Angela Merkel, leader of Europe's biggest export powerhouse, met Wen on Tuesday and pledged to work for China to be granted the 27-nation EU's coveted "market economy" trade status by 2016.

That would give Beijing better protection against European anti-dumping penalties -- a major irritant for the Chinese.
EU Trade Commissioner Karel de Gucht earlier set out a litany of European grievances on which he said China must make progress if it wanted that status before it automatically receives it in 2016 under World Trade Organization rules.

"This question must be considered on the basis of clear commitments, for example, on access to the Chinese market, public procurement, protection of intellectual property and even the exchange rate," he told French daily Le Monde.

SANCTIONS?

The EU signed a free trade agreement with South Korea on Wednesday which could double commerce between them, its first such pact with an Asian partner, after announcing on Tuesday the launch of negotiations for a similar accord with Malaysia.

The deal with Seoul, which takes effect on July 1 pending ratification by the European Parliament, will eliminate 1.6 billion euros ($2.2 billion) of duties a year for EU exporters and tackle non-tariff barriers, like regulations and standards in sectors such as cars, drugs and consumer electronics.

With the Doha round of global trade liberalization talks at an impasse, Brussels is increasingly looking to bilateral and regional agreements as a way to boost commerce.

The United States urged the EU this week to join it in high-level pressure on China to change policy on intellectual property rights and foreign investment.

While some European business leaders want the EU to develop new trade defense instruments that could be used as leverage to change Chinese practices, others are against such sanctions, which would divide member states.

Marc Stocker, from the main EU industry umbrella group, BusinessEurope, said Europe should resist calls to join a move by the U.S. Congress to impose trade sanctions on China for failing to revalue the yuan. "Trade retaliation is, as such, not a good response," he said.

The EU's trade deficit with China fell to 133.1 billion euros in 2009, from 169.5 billion euros in 2008, largely due to the global economic downturn.

But EU industry has said China will benefit from Europe's economic recovery, cranking up its production capacity to supply European demand for cheap industrial inputs and consumer goods, and encroaching on traditional European high-tech markets.

The chairman and founder of China's Zhejiang Geely automaker, Li Shufu, told Reuters some of the investors who funded counterfeiting were likely based in the United States.

"There should be measures to punish violators, but also their investors. Without financial support there could not be as much violation of intellectual property rights," he said.

In recent months the EU has launched several anti-dumping cases. These could result in steep tariffs against Chinese-made products, from fibreglass used in the production of wind turbines and lightweight cars to car wheels and wireless modems.

(Writing by Paul Taylor, editing by Rex Merrifield and Ralph Boulton)

Gold settles at record, takes aim at $1,350

By Claudia Assis and Myra P. Saefong

SAN FRANCISCO (MarketWatch) — Gold futures on Wednesday settled at their 14th record high in less than a month, on the back of a weaker dollar and continued fears about inflation and currency debasement.

Investors flocked to gold but didn’t forget silver, which topped $23 an ounce to hit a fresh 30-year high, and palladium, which reached its highest settlement in more than nine years. Copper settled at its best in more than two years, and platinum finished at multimonth highs.

Gold for December delivery advanced $7.40, or 0.6%, to end at $1,347.70 an ounce on the Comex division of the New York Mercantile Exchange.

The contract hit an intraday high of $1,351 an ounce earlier Wednesday. It gained $23.50 in New York trading to close at a record $1,340.30 on Tuesday.

“Gold and other precious metals still appear to be on an unstoppable high run,” analysts at Commerzbank said in a note to clients Wednesday. “The present momentum suggests that prices will continue rising in the near term.”

Gold and other metals are bound to rally as the dollar “continues to be dismantled by traders around the globe,” said Adam Klopfenstein, a senior market strategist with Lind-Waldock in Chicago. “But next week we could see a pullback to test everyone’s mettle, no pun intended.”

The dollar index /quotes/comstock/11j!i:dxy0 (DXY 77.51, +0.13, +0.16%) , which compares the U.S. unit to a basket of six other currencies, was down 0.4% to 77.44. Gold and other metals also kept its momentum on the heels of the Bank of Japan’s surprise interest-rate cut on Tuesday.

The Japanese central bank voted unanimously to cut its policy interest-rate range to between zero and 0.1% and pledged to maintain its easy policy until prices stabilize. Read full report on Bank of Japan’s rate cut and easing measures.
Japan returns key rate to nearly-zero

The Bank of Japan caught markets by surprise with a $418 billion program to spur economic growth and cutting interest rates to virtually zero, with ramifications rippling across financial markets around the world.

Investors hope the Bank of Japan’s move would pave the way for interest-rate cutting around the world and prompt the U.S. Federal Reserve to engage in a further round of monetary easing. The dollar has weakened as a result — helping gold notch 13 record highs in less than a month.

Meanwhile, silver for December delivery /quotes/comstock/21e!f1:si\z10 (SIZ10 2,324, +19.20, +0.83%) rose 31 cents, or 1.4%, to $23.04 an ounce.

December copper /quotes/comstock/21e!f:hg\z10 (HGZ10 377.00, +1.70, +0.45%) added 3 cents, or 0.7%, to $3.75 a pound. That’s copper highest close since mid-July, 2008.

January platinum /quotes/comstock/21n!f2:pl\f11 (PLF11 1,716, +4.00, +0.23%) advanced $11.30, or 0.7%, to $1,712 an ounce. It was platinum’s highest settlement since May 14, when the most-active contract closed at $1,715.40 an ounce.

Palladium for December delivery /quotes/comstock/21n!f:pa\z10 (PAZ10 589.50, -0.15, -0.03%) advanced $11.45, or 2%, to $589.65 an ounce. That’s palladium’s highest settlement since July 2001. 

sumber : MarketWatch dot com

Wednesday 6 October 2010

Lupakan Brazil, Pilih Pasar Indonesia

B.R.I.C (Brazil, Rusia, India dan China), empat negara yang dikenal dengan emerging market ini kerap menjadi headline media massa dunia terkait kemana investor membenamkan duit mereka.

Namun, akhir-akhir ini pembicaraan mulai mengarah ke negara lain yang berpotensi menjadi ladang investasi baru. Indonesia makin masuk radar dan banyak disebut oleh berbagai lembaga keuangan asing, bankir investasi, juga lembaga pemerintahan.

Saran itu disampaikan UBS, Citigroup hingga JP Morgan. Citigroup misalnya. Kepada kliennya, para investor berduit, Citigroup private bank memberikan nasihat. Nasihat disampaikan oleh Kepala Investasi Citi Private Bank untuk Asia, Debashish Dutta Gupta dalam sebuah acara Reuters Global Private Banking di Singapura, 5 Oktober 2010.

Di tengah situasi ekonomi global yang tidak pasti, Citi yang mengelola dana US$165 miliar merekomendasikan untuk memegang lebih banyak obligasi guna membagi risiko, termasuk pentingnya memegang emas. Memegang obligasi negara maju yang jatuh temponya masih lama berpotensi memberikan keuntungan besar karena bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Namun, untuk negara emerging market, Indonesia adalah pilihan investasi yang menarik. Menurut dia, belum terlambat untuk masuk pasar Indonesia. Bayangkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) di bursa Indonesia naik 40 persen dan kurs rupiah terhadap dolar AS menguat 5,3 persen sepanjang 2010 ini.

"Buanglah jauh-jauh pikiran kembali investasi di Brazil yang 10 tahun lalu baru lepas dari krisis hiper inflasi," ujar Gupta.

Sekarang, kata dia, saatnya membidik Indonesia yang sudah lebih menjanjikan. "Indonesia saat ini benar-benar berbeda ketimbang situasi saat baru pulih dari krisis Asia sepuluh tahun lalu. Kami melihat potensi pertumbuhan yang kuat."

Banyak kalangan melihat Indonesia memang merupakan pasar yang menjanjikan. Negara ini bukan saja merupakan salah satu negara dengan perekonomian besar yang menjadi anggota G-20, tetapi Indonesia memiliki wilayah yang luas, penduduk terbanyak keempat di dunia dengan 240 juta jiwa, serta mempunyai kekayaan sumber alam melimpah.

Kinerja ekonomi juga banyak dipuji. Indonesia merupakan satu dari tiga negara Asia dengan pertumbuhan ekonomi positif saat krisis finansial 2008. Tahun ini, ekonomi diperkirakan tumbuh 6 persen dengan sumbangan terbesar dari konsumsi domestik. Bursa Indonesia tumbuh signifikan, sedangkan nilai tukar rupiah menguat dan inflasi masih terkendali.

Kini banyak investor dari berbagai negara sibuk bertandang dan mencari mitra kerja sama bisnis di Indonesia. Mereka yang datang cukup agresif berasal dari Korea, India, Jepang dan Taiwan. Bahkan, Inggris telah memasukkan Indonesia sebagai negara prioritas utama untuk tujuan investasi.

Sumber: Businesstimes I Reuters I Bloomberg

Ini Dia Orang di Balik Gugatan Penangkapan SBY

Nama organisasi separatis Republik Maluku Selatan (RMS) kembali mencuat terkait pembatalan mendadak kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Belanda. Presiden mengungkapkan sejumlah alasan, salah satunya sedang digelar persidangan dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang diajukan oleh RMS.

RMS minta pengadilan HAM di negeri itu menangkap SBY saat berkunjung ke Belanda, rencananya Rabu, 6 Oktober 2010. Kata SBY, pembatalan ini demi harga diri bangsa.

Tak hanya nama RMS yang mencuat, John Wattilete, Presiden RMS di pengasingan juga mendadak tenar di Indonesia. Dialah yang meminta pengadilan menangkap Yudhoyono.

Siapa John Wattilete?

Pria bernama lengkap Johannes Gerardus Wattilete lahir pada tahun 1955 di Belanda. Dia berdarah campuran dari ayah yang berasal dari Maluku Selatan dan ibunya yang orang Belanda.

Pada 1983 dia lulus dari Katholieke Universiteit Nijmegen (Universitas Katolik Nijmegen). Sehari-hari ia bekerja sebagai advokat di firma hukumnya, Wattilete Advocaten di Amsterdam.

Ia bergabung dengan organisasi pemuda Maluku di Belanda. Pada 1993 dia menjabat sebagai salah satu pengurus. Posisinya di RMS makin menanjak. Sejak tahun 1995 ia menduduki pos dalam kabinet sebagai Menteri Urusan Umum RMS.

Pada tahun 1999 ia sempat pergi ke Indonesia, bahkan dua kali. Ia pergi sebagai delegasi RMS bersama pendeta Otto Matulessy. Pada 18 Oktober, mereka bertemu dengan Presiden Habibie. Dia juga sempat bertemu dengan Presiden Abdurrahman Wahid pada 16 Desember. Pertemuan itu terkait konflik Islam dan Kristen di Maluku.

April 2003, John Watilete, menggantikan Pieter Thenu sebagai Perdana Menteri merangkap Wakil Presiden RMS. Pada April 2009, John Wattilete menggantikan Frans Tutuhatunewa yang telah berusia 85 tahun sebagai Presiden RMS.

Dia pernah menyampaikan pernyataan yang 'sedikit melegakan' pemerintah Indonesia. Dalam wawancaranya dengan harian Belanda, Nederlands Dagblad, Wattilete menyatakan RMS tidak serta-merta memperjuangkan kemerdekaan Maluku Selatan. Kata dia, RMS sekarang bersedia menerima bentuk otonomi khusus seperti Aceh. (ywn)
• VIVAnews

Tuesday 5 October 2010

Detik Detik Pembatalan Presiden SBY ke Belanda

Jakarta - Sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang membatalkan kunjungannya ke Belanda dinilai sudah tepat. Sikap tegas itu juga bisa berarti protes untuk pemerintah Belanda yang seakan membiarkan para pengacau mengganggu hubungan RI-Belanda.

"Itu mempermalukan Indonesia, tidak hanya Presiden SBY. Jadi pembatalan ini suatu bentuk protes kepada Belanda," kata pengamat hubungan luar negeri dari The Habibie Center Hasjim Djalal saat berbincang dengan detikcom, Selasa (5/10/2010).

Namun Hasjim tidak setuju jika Indonesia menarik Dubes RI untuk Belanda JE Habibie. Hal itu, menurut Hasjim, akan lebih membuat hubungan diplomatik kedua negara makin buruk saja.

"Saat ini saya rasa belum perlu ya, pembatalan itu sudah cukup. Seharusnya Belanda bisa bersikap dengan keputusan Presiden ini. Kita tunggu saja," kata Hasjim.

Hasjim mengatakan, dengan adanya peristiwa ini, yang dirugikan adalah kedua negara. Sementara, pihak-pihak yang mengajukan tuntutan soal HAM di Den Haag tersebut yaitu RMS, tertawa merasa menang.

"Yang rugi ya Belanda dan Indonesia, si pengacau itu yang tertawa. Karena itu ini jangan sampai hubungan menjadi buruk. Indonesia harus pertanyakan, mengapa Belanda membiarkan para pengacau itu?" tanya Hasjim.

SBY membatalkan kunjungan kenegaraannya ke Belanda, di detik-detik terakhir sebelum pesawatnya tinggal landas. Rombongan SBY termasuk wartawan telah masuk dalam pesawat Kepresidenan itu.

SBY mengaku tidak bisa menerima karena saat dirinya berada di Belanda, akan digelar pengadilan yang salah satunya akan memutuskan tuntutan penangkapan dirinya.

Bagi SBY, hal itu melecehkan harga diri bangsa Indonesia. Karena itu, SBY memilih mengirim surat kepada PM Belanda yang menyatakan pembatalan kunjungannya hingga waktu yang tidak ditentukan.

detiknews/ken/nrl

The Fed is Dead, maybe by 2012

By Paul B. Farrell

ARROYO GRANDE, Calif. (MarketWatch) — OK, so Nassim Nicholas Taleb, the “Black Swan” author, actually said: “The Fed won’t exist in 25 years.” Warning: It’ll happen much sooner, fallout of the coming Second American Revolution.

It’s inevitable: Wall Street banks control the Federal Reserve system , it’s their personal piggy bank. They’ve already done so much damage, yet have more control than ever.
Warning: That’s a set-up. They will eventually destroy capitalism, democracy, and the dollar’s global reserve-currency status. They will self-destruct before 2035 … maybe as early as 2012 … most likely by 2020.

Last week we cheered the Tea Party for starting the countdown to the Second American Revolution. Our timeline is crucial to understanding the historic implications of Taleb’s prediction that the Fed is dying, that it’s only a matter of time before a revolution triggers class warfare forcing America to dump capitalism, eliminate our corrupt system of lobbying, come up with a new workable form of government, and create a new economy without a banking system ruled by Wall Street.

Read 'America on the brink of a Second Revolution.'

Let’s reexamine the timeline closely:

Stage 1: The Democrats just put the nail in their coffin confirming they’re wimps when they refused to force the GOP to filibuster Bush tax cuts for billionaires.

Stage 2: In the elections the GOP takes over the House, expanding its strategic war to destroy Obama with its policy of “complete gridlock” and “shutting down government.”

Stage 3: Post-election Obama goes lame-duck, buried in subpoenas and vetoes.

Stage 4: In 2012, the GOP wins back the White House and Senate. Health care returns to insurers. Free-market financial deregulation returns. Lobbyists intensify their anarchy.

Stage 5: Before the end of the second term of the new GOP president, Washington is totally corrupted by unlimited, anonymous donations from billionaires and lobbyists. Wall Street’s Happy Conspiracy triggers the third catastrophic meltdown of the 21st century that Robert Shiller of “Irrational Exuberance” fame predicts, resulting in defaults of dollar-denominated debt and the dollar’s demise as the world’s reserve currency.

Stage 6: The Second American Revolution explodes into a brutal full-scale class war with the middle class leading a widespread rebellion against the out-of-touch, out-of-control Happy Conspiracy sabotaging America from within.

Stage 7: The domestic class warfare is exaggerated as the Pentagon’s global warnings play out: That by 2020 “an ancient pattern of desperate, all-out wars over food, water, and energy supplies would emerge” worldwide and “warfare is defining human life.”

In this rapidly unfolding scenario, the Fed cannot survive. Why? Not because the Fed is at the center of America’s economic problems, beyond repair, a dying institution. But because the Fed is a pawn of Wall Street’s Happy Conspiracy, which is incapable of seeing the train wreck that it set up.

This out-of-control, conspiracy of greedy Wall Street bankers, corporate CEOs, corrupt politicians and Forbes 400 billionaires will, in the near future, trigger the third catastrophic meltdown of the 21st century, a collapse that paradoxically can transform America into a new, stronger post-capitalist economy … but only after a revolution and brutal class warfare. But few will talk about what’s coming.
Warning: Never trust the American Treasury Secretary

So who can you trust to tell us the truth? Taleb says it’s very simple. His “simple metric” was made clear at a recent “Washington Ideas Forum” in a piece by Atlantic editor Nicole Allan: Unfortunately most fail Taleb’s test. Most get it wrong. Many lie, exaggerate, speak half-truths or, worse, say nothing.

Here’s Taleb’s “simple metric for judging whose economic opinions are worth his time: ‘Did someone predict the crisis before it happened” in the past? “If the answer is no, I don’t want to hear what the person says. If the person saw the crisis coming then I want to hear what they have to say” about future crises.

Taleb target No. 1: Treasury Secretary Tim Geithner, who spoke just before Taleb at the forum. Of course, experience tells us you really can’t trust anyone in government. All politicians fudge the numbers, cherry-pick data to suit their personal goals, biases and political rhetoric.

Remember Hank Paulson, Wall Street’s Trojan Horse inside Washington? Earlier he had made over half a billion as Goldman’s CEO. Back in July 2007 before the meltdown he bragged to Fortune that this is “the strongest global economy I’ve seen in my business lifetime.” Never trust anything “leaders” like him say. Never. 

"Commentary: A magic metric that predicts America’s future"

MarketWatch/MediaPontianak

Bernanke Calls for Tougher Budget Rules

"But also warns on tightening too soon, favors more Fed asset buys"

By Steve Goldstein

WASHINGTON (MarketWatch) — Federal Reserve Chairman Ben Bernanke called on Congress on Monday to adopt tougher budget rules even as the nation’s top central banker warned against taking deficit-cutting action too soon.

Still, Bernanke also warned against tightening too quickly and reportedly said more asset purchases by the Federal Reserve could help the economy.

In a speech delivered at the annual meeting of the Rhode Island Public Expenditure Council and devoid of comments on monetary policy, Bernanke said that fiscal rules might be a way to impose discipline, particularly if those rules are transparent, ambitious, focused on what the legislature can control directly, and are embraced by the public.

“A fiscal rule does not guarantee improved budget outcomes; after all, any rule imposed by a legislature can be revoked or circumvented by the same legislature,” Bernanke said, according to a copy of prepared remarks made available in Washington.
“However, although not all countries with fiscal rules have achieved lower deficits and debt, the weight of the evidence suggests that well-designed rules can help promote improved fiscal performance.”

The current pay-as-you-go rule “at its best” prevents new tax cuts and mandatory spending increases from making budget deficits worse but doesn’t force Congress to reduce the deficits that are already built into current law.

Bernanke said current spending plans are “unsustainable” and pointed out the ratio of federal debt-to-national income has climbed to a level not seen since the aftermath of World War II.

Though the budget deficit should narrow over the next few years so long as the economy and financial markets continue to recover, it will swell over the medium and long term if current policy settings are maintained.

“Expectations of large and increasing deficits in the future could inhibit current household and business spending -- for example, by reducing confidence in the longer-term prospects for the economy or by increasing uncertainty about future tax burdens and government spending -- and thus restrain the recovery,” Bernanke said.

The aging of the U.S. population will cause federal health-care program costs to climb and will also strain Social Security, the Fed chief said.

“The threat to our economy is real and growing, which should be sufficient reason for fiscal policy makers to put in place a credible plan for bringing deficits down to sustainable levels over the medium term. The sooner a plan is established, the longer affected individuals will have to prepare for the necessary changes,” Bernanke said.

“Indeed, in the past, long lead times have helped make necessary adjustments less painful and thus politically feasible.” He noted the gradual step-up in the full retirement age for Social Security was enacted in 1983 but didn’t take effect until 2003 and won’t be completed until 2027, “giving future retirees ample time to adjust their plans for work, saving and retirement.”

That said, Bernanke doesn’t want Congress to act too quickly.

“Economic conditions provide little scope for reducing deficits significantly further over the next year or two; indeed, premature fiscal tightening could put the recovery at risk,” he said.

During a question-and-answer session after the speech Monday, Bernanke also reportedly said that fresh asset purchases by the Fed could boost the economy.

“I do think the additional purchases — although we don’t have the precise numbers for how big the effects are — I do think they have the ability to ease financial conditions,’’ the Associated Press quoted Bernanke as saying.

He said that the Fed’s purchase of about $1.7 trillion in mortgage securities, debt and Treasurys was “an effective program,” according to the AP report.

Steve Goldstein is MarketWatch's Washington bureau chief. 

sumber : MarketWatch

Japan : Cuts Rates Yen Falls ; Nikkei rises

By Lisa Twaronite


TOKYO (MarketWatch) -- The Bank of Japan at the conclusion of its two-day policy meeting Tuesday unanimously voted to cut its key overnight call rate range to between zero and 0.1%, from 0.1% previously, and pledged to maintain its easy policy until prices stabilize. It said it would set up a fund to buy Japanese government bonds, corporate debt, exchange-traded funds and other funds. The central bank said that while the Japanese economy is showing signs of a moderate recovery, the pace of the recovery is weakening and growth will likely be slower than it predicted in its July outlook. The dollar rose to 83.95 yen, from 83.50 yen shortly before the decision, while the Nikkei Stock Average was up 1.6%

Australia leaves interest rate unchanged at 4.5%

By V. Phani Kumar
HONG KONG (MarketWatch) -- The Reserve Bank of Australia Tuesday left its benchmark interest rate unchanged at 4.5%, citing a moderation in inflation even as improving business investment was boosting national income. Economists were split in their expectations from the RBA, although those surveyed by FactSet Research had estimated a quarter-point increase to 4.75%. The RBA, which has increased the cash rate target in six equal instalments of 0.25 points since April 2009, has left the rate unchanged since the last hike in May 2010. The Australian dollar /quotes/comstock/21o!x:saudusd (AUDUSD 0.9580, -0.0094, -0.9717%) fell sharply after the rate decision and was buying 95.81 U.S. cents from 96.64 cents on Monday

sumber : MarketWatch

Tips : Memperoleh Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Surat izin usaha perdagangan atau yang lebih dikenal dengan singkatan SIUP adalah surat izin untuk dapat melaksanakan usaha perdagangan. SIUP wajib dimiliki setiap orang yang memiliki usaha, karena surat tersebut berfungsi sebagai alat atau bukti pengesahan dari usaha yang Anda dirikan. Surat izin dari pemerintah tersebut dibutuhkan oleh pelaku usaha perseorangan maupun pelaku usaha yang telah berbadan hukum. Tidak hanya usaha berskala besar saja yang membutuhkan izin mendirikan usaha, usaha kecil juga membutuhkan adanya surat izin usaha perdagangan agar usaha yang dijalankan mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari pihak pemerintah. Sehingga di kemudian hari tidak terjadi masalah yang dapat mengganggu perkembangan usaha.

Sasaran

Obyek : Seluruh usaha perdagangan baik kecil, menengah, dan besar

Subyek : Setiap perusahaan atau perorangan yang melakukan usaha perdagangan baik usaha kecil, usaha menengah, maupun usaha besar

Kategori SIUP

SIUP memiliki 3 kategori yang dibedakan berdasarkan besar kecilnya modal yang digunakan untuk usaha :

1. SIUP kecil diberikan untuk usaha yang memiliki modal disetor dan kekayaan bersih seluruhnya sampai dengan Rp 200.000.000,00 ( di luar tanah dan bangunan tempat usaha )
2. SIUP menengah diberikan untuk usaha dengan modal disetor dan kekayaan bersih seluruhnya antara Rp 200.000.000,00 sampai dengan Rp 500.000.000,00 ( di luar tanah dan bangunan tempat usaha )
3. SIUP besar diberikan untuk usaha dengan modal disetor dan kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 ( di luar tanah dan bangunan )

Manfaat

Sedangkan manfaat kepemilikan SIUP adalah sebagai berikut :

* Sebagai syarat pengesahan yang diminta oleh pemerintah, sehingga dalam kegiatan usaha tidak terjadi masalah perijinan
* Dengan memiliki SIPU dapat memperlancar perdagangan ekspor dan impor
* Selain itu untuk mengikuti kegiatan lelang, kepemilikan SIUP menjadi salah satu syaratnya

Prosedur Pembuatan SIUP

Untuk prosedur pembuatan SIUP biasanya dilakukan di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan daerah tingkat II atau setingkat dengan kabupaten / kota setempat.

Berikut tahapan dan persyaratan untuk mendapatkan SIUP :

1. Pemilik atau pelaku usaha mengurus sendiri atau melalui kuasa yang dikuasakan ke kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat

2. Mengambil formulir pendaftaran, mengisi formulir SIUP / PDP bermaterai Rp 6.000 yang ditandatangani oleh pemilik usaha. Kemudian formulir yang sudah diisi kemudian di fotocopy sebanyak dua rangkap, yang dilengkapi dengan syarat – syarat berikut :

* Fotocopy akte pendirian usaha / badan hukum sebanyak 3 lembar
* Fotocopy KTP ( Kartu Tanda Penduduk ) sebanyak 3 lembar
* Fotocopy NPWP sebanyak 3 lembar
* Fotocopy ijin gangguan / HO sebanyak 3 lembar
* Neraca perusahaan sebanyak 3 lembar
* Gambar denah lokasi tempat usaha

3. Untuk biaya pembuatan SIUP disesuaikan dengan peraturan daerah masing – masing, karena tiap daerah memiliki tarif yang berbeda – beda.

Dengan adanya SIUP, usaha yang Anda jalankan akan lebih aman karena terhindar dari masalah perijinan yang sering berakibat hingga penggusuran tempat usaha. Semoga dengan adanya informasi tips memperoleh surat izin usaha perdagangan ( SIUP ), dapat membantu Anda yang sedang menjalankan usaha.

sumber : bisnisukm dotcom

Monday 4 October 2010

Tupai Masturbasi untuk Cegah Penyakit Kelamin

Namibia, Ternyata tak hanya manusia, tupai jantan pun melakukan masturbasi. Dan studi terbaru menunjukkan bahwa tupai melakukan masturbasi untuk mencegah penularan penyakit
menular seksual (PMS).

Dilansir dari Livescience, Sabtu (2/10/2010), teori ini berasal dari Jane Waterman, seorang peneliti yang telah menghabiskan waktu 2.000 jam untuk mengamati tupai melalui teropong di Cape ground squirrels, Namibia.

Awalnya, Waterman mengira bahwa banyak tupai jantan melakukan masturbasi karena tidak bisa menemukan tupai betina atau karena ingin membuang sperma lama dan meningkatkan kualitas sperma sebelum proses perkawinan.

Tapi ternyata perkiraan tersebut salah. Dari hasil pengamatan Waterman, masturbasi yang dilakukan tupai jantan bukanlah karena alasan-alasan tersebut.

Tupai melakukan masturbasi untuk melindungi diri dari penyakit menular seksual (PMS). Masturbasi memungkinkan tupai untuk membersihkan alat kelaminnya dan mengeluarkan sisa-sisa sperma dan kotoran yang ada.

Hal ini sebenarnya juga terjadi pada manusia. Masturbasi pada manusia juga merupakan aktivitas seksual yang paling aman dan tidak bisa menularkan penyakit kelamin atau penyakit menular seksual.

Masturbasi juga diketahui sangat efektif mencegah kanker prostat terutama jika dilakukan oleh pria mulai dari umur 20-an tahun. Pada pria di atas usia 50 tahun, para peneliti berteori, sering masturbasi membantu mengeringkan cairan prostat yang mungkin mengandung zat-zat penyebab kanker.

Tapi meski masturbasi tidak menimbulkan dampak negatif, tapi para ahli memperingatkan bahwa beberapa bentuk masturbasi bisa berbahaya.

Gerakan yang menggosok sangat cepat atau dengan tekanan berat dan gesekan, dapat memperbesar risiko ejakulasi terbelakang (retarded ejaculation), yaitu jenis disfungsi seksual yang tidak dapat merasakan klimaks atau orgasme, bahkan melalui hubungan seks dengan pasangan sekalipun.




(mer/ir)detikHealth

Menderita Asma : Sembuhkan Dengan Roller Coaster

New York, Hadiah Nobel sudah jamak diketahui awam sebagai penghargaan untuk beragam penelitian yang berguna untuk diterapkan. Tapi selain Nobel ada juga lho anugerah tahunan yang penelitian-penelitiannya mencengangkan.

Dua penelitian di bidang kesehatan tentang roller coaster dan jenggot misalnya mendapat anugerah penelitian yang menarik. Terlepas dari berbagai keterbatasan dalam penelitian tersebut, kesimpulan yang ditarik cukup mengejutkan.
Penelitian yang menyimpulkan roller coaster baik untuk asma dinobatkan sebagai penelitian yang paling mustahil meraih Ig Nobel Prize. Tentu saja mengejutkan karena lazimnya, naik roller coaster bisa bikin orang menahan napas saking tegangnya.


Penelitian tersebut dilakukan dengan melibatkan 25 pelajar yang menderita asma. Tingkat keparahan gejala sesak napas sebelum naik roller coaster diamati, lalu dibandingkan dengan sesudah jungkir balik dengan roller coaster. Sensasi jungkir balik itu memberikan emosi positif yang meredakan gejala sesak napas pada seluruh partisipan.

Hati hati memelihara Jenggot
Penelitian lain yang dinilai mustahil mendapat anugerah tahunan Ig Nobel Prize adalah tentang jenggot. Peneliti asal Amerika Serikat mengungkap bahwa jengot seorang pria bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan anggota keluarganya.

Bakteri yang terdapat di dalam jenggot bisa bersembunyi pada folikel atau kantong rambut, sehingga tidak hilang meski dicuci dengan shampoo. Tidak hanya 1, ilmuwan itu menemukan 3 jenis bakteri berbahaya yang bisa hidup di jenggot.

Dikutip dari Telegraph, Minggu (3/10/2010), kesimpulan-kesimpulan unik itu justru mendapat anugerah dari Annals of Improbable Research. Karena belum diterapkan, anugerah itu berupa gelar sebagai penelitian paling tidak mungkin sehingga mendapat Ig Nobel Prize.

Gelar itu diberikan secara simbolik dalam seremoni yang digelar di sebuah kampus bergengsi, Harvard University. Selengkapnya, 10 penelitian yang dinilai paling tidak mungkin mendapat Ig Nobel Prize adalah sebagai berikut.

1. Naik roller coaster mampu meredakan gejala asma (kategori: medis)
2. Jenggot manusia menularkan 3 jenis bakteri (kategori: kesehatan masyarakat)
3. Promosi secara acak baik untuk perkembangan bisnis (kategori: manajemen)
4. Mengumpat dapat meningkatkan ambang rasa nyeri (kategori: perdamaian)
5. Helikopter dengan kendali jarak jauh untuk mengambil ingus ikan paus (kategori: teknik)
6. Analisis hubungan perusahaan minyak British Petroleum dengan kalangan ilmuwan untuk membuktikan bahwa air dan minyak tidak tercampurkan (kategori: kimia)
7. Peran bank dalam credit crunch atau melambatnya penyaluran kredit (kategori: ekonomi)
8. Foreplay yang dilakukan kelelawar pemakan buah sebelum kawin (kategori: biologi)
9. Bentuk senyuman untuk mendesain jaringan transportasi publik (kategori: transportasi)
10. Mengenakan kaus kaki di luar sepatu meningkatkan daya cengkeram pada permukaan es (kategori: fisika)


(up/ir) detikHealth/Media Pontianak