Ratings and Recommendations by Outbrain

Thursday 18 November 2010

Meminta Jatah Saham, Langgar Kode Etik Jurnalistik

By : Lahyanto Nadie

Penjatahan saham perdana PT Krakatau Steel Tbk. yang diminta oleh sejumlah wartawan dinilai melanggar kode etik jurnalistik dan merusak citra pers.

Mantan Wakil Ketua Dewan Pers Leo Batubara mengatakan bahwa tugas wartawan adalah melakukan kegiatan jurnalistik untuk kepentingan umum. "Jika ada sejumlah wartawan melakukan itu bertentangan kode etik. Jelas itu salah total dan merusak citra pers," ujarnya kepada Bisnis pagi ini.

Wartawan seperti itu, katanya, berarti tidak bisa lagi bisa menjalankan fungsi kontrol. "Itu wartawan abal-abal."

Dia mengimbau agar wartawan harus menjaga kredibilitas dan jangan merusak jadi diri. Sikap pemimpin redaksi menghadapi kasus seperti itu, katanya, mestinya tegas. Jika medianya profesional, menurut Leo, jika ada wartawan seperti itu harus dipecat.

Dia menjelaskan bahwa Menurut Piagam Palembang 2010 disepakati hal-hal a.l. insan pers bersedia melaksanakan sepenuhnya Kode Etik Jurnalistik, Standar Perusahaan Pers, Standar Perlindungan Wartawan, dan Standar Kompetensi Wartawan, serta akan menerapkannya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan-ketentuan yang berlaku di perusahaan.

Seperti diberitakan bahwa proses penawaran harga saham perdana PT Krakatau Steel Tbk dinodai ulah sejumlah wartawan. Mereka diduga meminta penjatahan saham perdana sebanyak 1.500 lot (750.000 lembar).

Harga saham perdana produsen baja itu sebesar Rp860 per lembar menjadi polemik karena dinilai terlalu murah. Pada listing perdana di lantai bursa 10 November lalu, harga saham KS melonjak 49,6% menjadi Rp 1.270 per lembar.

Seorang wartawan senior yang biasa meliput di bursa setuju jika dilakukan investigasi agar kasusnya itu menjadi jelas.

Sementara itu, wartawan lainnya mengatakan bahwa ada media yang membolehkan wartawannya bermain saham. "Itu kan nggak benar juga kalo diperbolehkan karena wartawan tahu rencana dan kondisi di dalam korporasi, sehingga mudah buat mempermainkan. Jadi berbahaya," katanya. (ln)

0 komentar:

Post a Comment