Ratings and Recommendations by Outbrain

Thursday 11 November 2010

Michelle jadi penasehat Obama, lalu memadu kasih

by : Dwi Astuti
Kisah hidup Presiden Barak Obama penuh liku. Mulai dari kelahirannya, masa remaja dan percintaan sampai anak Menteng itu menjadi presiden AS yang hari ini akan tiba Jakarta menjadi ulasan media di mana-mana.

Ayah kandung Obama meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil di Nairobi pada 1982. Namun, Obama baru mendapat kabar kematian ayahnya 1 tahun kemudian ketika dia berusia 22 tahun. Kenyataan ini menjadi pukulan bagi Obama.

Maklum, setelah orang tua kandungnya bercerai, Obama hanya sempat bertemu sekali secara singkat dengan ayahnya pada 1971. Ibu kandung dan kakek neneknya tidak pernah bercerita terus terang mengenai keberadaan ayahnya ketika dia masih hidup.

“Pada waktu kematiannya, ayah masih menjadi sebuah mitos bagi saya,” kata Obama seperti dikutip dari biografi Barack Obama di situs www.biography.com

Setelah lulus SMA, Obama menimba ilmu di Occidental College di Los Angeles selama 2 tahun. Dia kemudian dipindahkan ke Universitas Columbia di New York, dan lulus pada 1983 dengan gelar sarjana ilmu politik.

Obama kemudian bekerja di sektor bisnis selama 2 tahun, lalu pindah ke Chicago pada 1985. Di sana, dia bekerja di South Side sebagai organizer komunitas untuk penduduk berpenghasilan rendah di Roseland dan Altgeld Gardens.

Di masa-masa ini, Obama bergabung dengan Trinity United Church of Christ. Dia juga mengunjungi para kerabatnya di Kenya, termasuk mengunjungi kuburan ayah kandung dan kakek dari pihak ayah.

Pada 1988, Obama balik dari Kenya dan mengenyam ilmu hukum di Harvard Law School. Setahun berikutnya, dia bertemu Michelle Robinson, rekanannya di perusahaan hukum Sidley & Austin di Chicago.

Michelle ditugaskan menjadi penasihat Obama selama magang musim panas di perusahaan itu. Keduanya pun kemudian mulai memadu kasih. Pada Februari 1990, Obama terpilih sebagai editor keturunan Afrika-Amerika pertama di Harvard Law Review. Obama lulus magna cum laude pada 1991.

Setelah tamat, Obama kembali ke Chicago untuk praktek sebagai pengacara hak-hak sipil untuk perusahaan Miner, Barnhill & Galland. Dia juga mengajar di University of Chicago Law School, dan membantu mengatur pendaftaran pemilih selama kampanye pilpres presiden Bill Clinton pada 1992.

Pada 3 Oktober 1992, Obama dan Michelle menikah. Mereka pindah ke Kenwood, di South Side, Chicago, dan dikaruniai dua orang putri: Malia (lahir 1998) dan Sasha (lahir 2001).

Obama menerbitkan otobiografinya pada 1995 berjudul Dreams From My Father: A Story of Race and Inheritence. Pada 2006, otobiografi itu dirilis dalam bentuk audiobook dan mendapat penghargaan Grammy untuk Best Spoken Word Album.

Obama mulai terjun ke dunia politik ketika mengikuti kandidasi dalam pemilu Senat pada 1996. Dia menang dalam pemilu tersebut dan terpilih menjadi anggota Senat dari Partai Demokrat untuk wakil Illinois.

Pada 2000, Obama berupaya mengincar kursi Bobby Rush di Parlemen, yang ketika itu masa jabatan Rush sudah berakhir, dalam pemilu Parlemen AS. Namun, gagal. Obama kemudian menciptakan sebuah komite kampanye pada 2002, dan mulai menggalang dana untuk mengikuti pemilu Senat 2004.

Obama menggaet seorang konsultan politik, David Axelrod, dan mulai membaca prospeknya untuk memenangi kursi Senat. Karena angka polling menguat, Obama memutuskan untuk mencalonkan diri untuk kursi Senat yang ditinggalkan Peter Fitzgerald dari Partai Republik.

Dalam pemilu primer Partai Demokrat pada 2004, Obama meraih mayoritas 52% suara, mengalahkan pengusaha multijutawan Blair Hull dan Pengawas Keuangan untuk negara bagian Illinois Daniel Hynes.

Setelah konvensi partai, Obama kembali fokus untuk memenangi kursi Senat dari Illinois. Lawannya dalam pemilu tadinya seharusnya adalah pemenang pemilu primer Partai Republik Jack Ryan, seorang mantan bankir investasi yang kaya raya.

Namun, Ryan menarik diri dari pencalonannya pada Juni 2004, setelah mantan istrinya, aktris Jeri Ryan, mengungkapkan kepada publik terkait dugaan penyimpangan seksual. Pada Agustus 2004, diplomat dan mantan kandidat presiden Alan Keyes kemudian menggantikan Ryan.

Pada pemilu November 2004, Obama memperoleh 70% suara sedangkan Keyes 27%. Kemenangan ini mengantarkan Obama menjadi anggota Senat AS wakil Illinois dan disumpah jabatan pada 4 Januari 2005.

Obama menerbitkan buku keduanya berjudul The Audacity of Hope: Thoughts on Reclaiming the American Dream pada Oktober 2006. Tak lama setelah dirilis, bukunya ini masuk dalam daftar bestseller di peringkat pertama versi New York Times dan Amazon.com.
by : Dwi Astuti

Pada Februari 2007, Obama menghiasi berbagai berita utama dunia ketika ia mengumumkan pencalonannya sebagai presiden AS 2008 dari Partai Demokrat. Dia harus bertarung ketat dengan mantan ibu negara dan juga Senator AS dari New York, Hillary Rodham Clinton.

Meski demikian, pada 3 Juni 2008, Obama yang telah dijagokan kuat oleh Demokrat akhirnya mendapat dukungan penuh dari Hillary Clinton selama masa kampanye. Pada 4 November 2008 menjadi saksi Barack Obama untuk menduduki jabatan Presiden AS, karena dia berhasil mengalahkan John McCain, calon presiden dari Republik.

Dalam pilpres, Obama mengantongi suara 52,9%, sedangkan McCain 45,7%. Pada 20 Januari 2009, Obama resmi dilantik menjadi presiden ke-44 sekaligus menorehkan sejarah sebagai presiden AS keturunan Afrika-Amerika pertama. (dewi.astuti@bisnis.co.id)

bisnis.com/Media Pontianak

8 komentar:

Very useful post here. Thanks for sharing. I realized these details are so helpful for my research.

I am to a great extent impressed with the post. I recommend it.

Very effective post. Thanks for sharing. I will definitely bookmark the post.

This post is very interesting, I like it. I will always come to visit after.I would recommend to friends more.

Thanks Buddy! I truly enjoy the information that? you're sharing bruh! Extremely simple to comprehend.

I truly enjoy the information. This post is very interesting, I like it. I will always come to visit after.

Very much informative post. I like it. Thanks for sharing in the web.

Post a Comment