B.R.I.C (Brazil, Rusia, India dan China), empat negara yang dikenal dengan emerging market ini kerap menjadi headline media massa dunia terkait kemana investor membenamkan duit mereka.
Namun, akhir-akhir ini pembicaraan mulai mengarah ke negara lain yang berpotensi menjadi ladang investasi baru. Indonesia makin masuk radar dan banyak disebut oleh berbagai lembaga keuangan asing, bankir investasi, juga lembaga pemerintahan.
Saran itu disampaikan UBS, Citigroup hingga JP Morgan. Citigroup misalnya. Kepada kliennya, para investor berduit, Citigroup private bank memberikan nasihat. Nasihat disampaikan oleh Kepala Investasi Citi Private Bank untuk Asia, Debashish Dutta Gupta dalam sebuah acara Reuters Global Private Banking di Singapura, 5 Oktober 2010.
Di tengah situasi ekonomi global yang tidak pasti, Citi yang mengelola dana US$165 miliar merekomendasikan untuk memegang lebih banyak obligasi guna membagi risiko, termasuk pentingnya memegang emas. Memegang obligasi negara maju yang jatuh temponya masih lama berpotensi memberikan keuntungan besar karena bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Namun, untuk negara emerging market, Indonesia adalah pilihan investasi yang menarik. Menurut dia, belum terlambat untuk masuk pasar Indonesia. Bayangkan, indeks harga saham gabungan (IHSG) di bursa Indonesia naik 40 persen dan kurs rupiah terhadap dolar AS menguat 5,3 persen sepanjang 2010 ini.
"Buanglah jauh-jauh pikiran kembali investasi di Brazil yang 10 tahun lalu baru lepas dari krisis hiper inflasi," ujar Gupta.
Sekarang, kata dia, saatnya membidik Indonesia yang sudah lebih menjanjikan. "Indonesia saat ini benar-benar berbeda ketimbang situasi saat baru pulih dari krisis Asia sepuluh tahun lalu. Kami melihat potensi pertumbuhan yang kuat."
Banyak kalangan melihat Indonesia memang merupakan pasar yang menjanjikan. Negara ini bukan saja merupakan salah satu negara dengan perekonomian besar yang menjadi anggota G-20, tetapi Indonesia memiliki wilayah yang luas, penduduk terbanyak keempat di dunia dengan 240 juta jiwa, serta mempunyai kekayaan sumber alam melimpah.
Kinerja ekonomi juga banyak dipuji. Indonesia merupakan satu dari tiga negara Asia dengan pertumbuhan ekonomi positif saat krisis finansial 2008. Tahun ini, ekonomi diperkirakan tumbuh 6 persen dengan sumbangan terbesar dari konsumsi domestik. Bursa Indonesia tumbuh signifikan, sedangkan nilai tukar rupiah menguat dan inflasi masih terkendali.
Kini banyak investor dari berbagai negara sibuk bertandang dan mencari mitra kerja sama bisnis di Indonesia. Mereka yang datang cukup agresif berasal dari Korea, India, Jepang dan Taiwan. Bahkan, Inggris telah memasukkan Indonesia sebagai negara prioritas utama untuk tujuan investasi.
Sumber: Businesstimes I Reuters I Bloomberg
0 komentar:
Post a Comment