by : Indro Bagus,Whery Enggo Prayogi - detikFinance
Emansipasi perempuan Indonesia kini tidak hanya terbatas pada pilihan bekerja di luar rumah. Meski pilihan itu mendorong terjadinya kemandirian finansial pada perempuan, kadangkala pilihan itu tetap saja sulit dijalani.
Terlebih, jika perempuan itu sudah berkeluarga dan memiliki momongan. Mengambil pilihan bekerja di luar rumah mau tidak mau harus mengorbankan waktu di luar rumah dan meninggalkan buah hati tercinta. Tentu pilihan ini masih terasa sulit bagi kebanyakan perempuan.
Untuk itulah, diperlukan cara alternatif guna menciptakan perempuan-perempuan yang mandiri secara finansial, tanpa harus mengorbankan waktu untuk keluarga.
Investasi perempuan di pasar modal bisa menjadi salah satu pilihan menarik. Apalagi, kini dunia pasar modal tengah dalam proses transisi menuju era transaksi via internet atau yang dikenal dengan nama online trading.
Fasilitas online trading, sudah barang tentu bisa menengahi masalah klasik antara perempuan bekerja versus perempuan rumahan. Dengan manjajal online trading, perempuan berkeluarga alias ibu rumah tangga, bisa tetap memiliki waktu penuh mengurus rumah sembari mencari sumber pendanaan alternatif.
Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan, Linda Amalia Sari Gumelar, perempuan sebagai ibu rumah tangga di tuntut dapat mengelola keuangan keluarga. Untuk itu, pemahaman yang mantap soal investasi, harus memiliki tempat dalam benak perempuan moderen. Tujuannya tak lain menciptakan kemandirian finansial perempuan.
"Perempuan Indonesia sudah saatnya berinvestasi di pasar modal. Tentu juga harus mengerti alternatif-alternatif investasi selain produk perbankan," ujar Linda seusai membuka perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), SCBD Jakarta, Senin (10/5/2010).
Ia menambahkan, bentuk pemahaman yang bisa dilakukan adalah dengan membuka kelas edukasi pasar modal yang difasilitasi BEI. Otoritas pasar modal pun menyambut baik hal ini.
"Kita akan buat kelas khusus perempuan. Ini komitmen kami untuk memperbanyak jumlah investor di pasar modal," ujar Direktur Pengambangan PT Bursa Efek Indonesia Friderica Widyasari Dewi.
Friderica juga mengamini adanya kelebihan peran perempuan, seperti yang diungkapkan Linda Gumelar. Ibu rumah tangga menurutnya adalah Menteri Keuangan di dalam keluarga. Mereka dinilai sangat cakap mengelola keuangan. Untuk itu, kecakapan ini hendaknya dituangkan dengan berinvestasi di pasar modal.
"Perempuan harus mengambil peran berinvestasi di pasar modal. Karena perempuan adalah Menteri Keuangan di dalam keluarga, maka pengelolaan di pasar modal tentu bisa dilakukan," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan juga membuka perdagangan pasar modal hari ini (10/5/2010), tepat pada pukul 09.30 JATS. Sosialisasi pasar modal sendiri, merupakan upaya BEI untuk meningkatkan jumlah calon investor di Indonesia, dengan penyelenggaraan berbagai kegiatan sosialisasi dan edukasi.
Analis BNI Securities, Asri Pohan bahkan menegaskan, investasi di pasar modal bisa menjadi jalur enterpreneurship baru bagi ibu rumah tangga. Namun, dirinya mengingatkan, keputusan untuk membeli atau menjual saham tertentu, jangan hanya didasarkan atas rumor tapi harus pada analis fundamental yang komprehensif.
"Kita bisa lihat keputusan fundamental. Bisa dari laporan keuangannya, aksi-aksi korporasinya. Jangan hanya rumor pasar," ujar Asri saat ditemui di galeri BEI.
Lanjutnya, "Ini bisa alternatif entepreneurship. Dia tidak harus meninggalkan rumah untuk melakukan transaksi di pasar modal, yaitu dengan memanfaatkan online trading," imbuhnya.
Nah, bagi perempuan atau ibu rumah tangga yang berpikir untuk mencari sumber pendanaan alternatif tanpa harus mengorbankan waktu untuk keluarga, berinvestasi di pasar modal dapat menjadi pilihan yang cukup solutif. Namun tentunya, pemahaman mengenai dunia pasar modal harus memadai. Salah-salah, yang ada malah buntung ketimbang untung.
Media Pontianak
0 komentar:
Post a Comment